Setiap tahun baru merupakan sebuah momen untuk melakukan
2 hal. Apakah itu? Kita merencanakan apa yang akan menjadi tujuan kita di tahun
2017 sembari melakukan evaluasi di tahun 2016. Masa evaluasi itu menjadi
sesuatu yang terkadang lupa kita lakukan. Kita terlarut dalam euforia tahun
baru, dengan kembang api, tiupan terompet yang saling menyambar satu sama lain,
dan letusan petasan yang makin menambah kemeriahan tahun baru.
Duduk diam sejenak, kita perlu membuka kembali kisah
hidup kita di tahun 2016. Aku sendiri menyadari bahwa bukan hal mudah untuk
mengingat 2016 dengan segala hal buruk yang terjadi tetapi tidak lupa juga ada
begitu banyak hal baik yang dapat kita renungkan. Hal buruk itu macam apa?
Bahwa ternyata ada begitu banyak tangis di tahun 2016. Kehilangan seorang
sahabat, harus melihat dengan sedih bahwa ada barang-barang yang rusak,
berantem dengan pacar dan sebagainya. Hal baik? Wah jauh lebih banyak lagi.
Promosi jabatan, mendapatkan apresiasi di tempat kerja, dapat melayani bersama
di gereja, dan seterusnya.
Kalau hal-hal positif, tentu kita kepengen untuk hal-hal
tersebut bisa berulang di tahun yang baru. Iya donk, masa sih gak mau naik
jabatan lagi? Masa sih kita gak mau dapat prestasi yang bagus lagi? Masa sih
kita gak mau punya pacar baru lagi? #eh #inigakbener #abaikanaja
Mari kita telaah bagaimana hidup kita selama beberapa
tahun ke belakang. Lho, bukannya evaluasi itu cuman dilakukan setahun ke
belakang aja? Eits, belum tentu loh. Kita seringkali melihat kedepan dengan
begitu serakah. Maksudnya kita sampe buat perencanaan hidup kita sampai 5 atau
10 tahun ke depan, tetapi begitu kita diminta untuk melihat ke belakang selama
5-10 tahun kebelakang, kenapa kita rasanya keberatan?
Kita bisa memilih untuk menentukan sikap kita manakala
kita flashback pengalaman hidup kita. Begitu pula kita bisa menentukan sikap
juga saat kita membuat perencanaan hidup kita.
Kalau kita belajar memandang seperti bagaimana Tuhan
memandang hidup kita, maka kita akan dipenuhi dengan ungkapan syukur, sekalipun
ada begitu banyak hal yang menyakitkan yang terjadi di dalam kehidupan kita.
Bukan hanya ungkapan syukur manakala kita melihat teman kita mengalami hal yang
lebih buruk, tetapi ungkapan syukur bahwa ada kesempatan yang Tuhan berikan
untuk kita dapat mengalami hal buruk tersebut.
Setiap hal yang sudah terjadi dalam hidup kita – kita
sadar dan percaya bahwa di dalam hal itu ada campur tangan Allah. Kita belajar
untuk menyadari bahwa ternyata – di tengah tangis kita – itupun terjadi atas
campur tangan Allah. Kalau begitu sah banget manakala kita tidak hanya
mengatakan “happy new year” tetapi “happy and sad new year”.
Semata-mata ucapan itu sebagai tanda iman kita bahwa
terlepas kondisi kita seperti apapun, ada penyertaan Tuhan yang selalu
memberikan damai sejahtera di dalam kehidupan kita. Kesedihan kita menjadi
sebuah batu pijakan untuk semakin menyadari bahwa kita masih membutuhkan Allah
di dalam kehidupan ini. Semata-mata kita merindukan kehadiran-Nya yang
memerdekakan. Kita rindu akan kuasa-Nya sembari menyadari bahwa pengharapan
kita satu-satunya ada di dalam Dia.
Sedangkan hal yang positif – yang menyenangkan – yang
terjadi dalam kehidupan kita seharusnya semakin mengingatkan kita bahwa ada
campur tangan Allah juga di dalamnya. Bahwa kalau kita bisa melakukan dan
mendapatkan berbagai hal yang Tuhan sediakan, itupun adalah anugrah Allah. Jadi
jangan sombong, tetap rendah hati dan memaknai hidup sebagai anugrah. Menyadari
akan hal ini akan membuat kita menjadi pribadi yang mudah bersyukur dan
berbagai akan setiap hal yang kita miliki kepada orang lain yang kita temui.
Kita menjadi pribadi yang sadar betul bahwa segala sesuatu yang kita punya
semata-mata adalah alat yang Tuhan berikan untuk kita terus menjadi berkat bagi sesama kita.
So, di tahun yang baru ini, entah apapun resolusi yang
kita mau jalankan, entah evaluasi apa yang sudah kita refleksikan, marilah
memulai tahun ini dengan pengakuan bahwa pertolongan kita datangnya dari Tuhan
yang menjadikan langit dan bumi, yang memelihara ciptaan-Nya dengan kasih
setia-Nya sampai selama-lamanya, yang setia dan tidak akan pernah meninggalkan
kita.
Soli Deo Gloria!
No comments:
Post a Comment