“Setiap titik hidupmu ini adalah anugrah, termasuk ketika
kamu memilih jalan yang harus kamu ambil. Hati-hatilah dalam memilih, tetapi
jangan ragu. Karena dalam setiap pilihan yang kamu ambil, anugrahNya tidak akan
pernah berubah!”
Kalimat di atas mudah terucap, tetapi susah untuk
dimaknai dan dilaksanakan. Mudah ditulis ulang, tetapi sulit untuk diresapi dan
dilakukan. Mudah dihayati ketika kita merasa dalam suatu sukacita atas pilihan
yang kita ambil, tetapi sulit dinikmati manakala ada dalam suatu duka akibat
timbulnya berbagai masalah hidup.
WHEN GOD WRITES
YOUR LIFE STORY
Aku yakin dan percaya bahwa Tuhan telah menuliskan suatu
kisah dalam hidupku. Seyakin ketika aku dipanggil buat melayani Tuhan dan
seyakin aku menjalani hidup ini dengan penuh sukacita dan damai sejahtera dari
Dia. Ada satu momen dimana aku merasa kekosongan hidup namun akhirnya terisi
dengan kehadiranNya dalam kehidupanku. Semuanya dimulai ketika aku menerima
Yesus sebagai juruselamat pribadiku.
Tidak berhenti di situ, mendekati usiaku yang ke 29 tahun
ini (ehm, udah tua juga nih…) ternyata ada satu pergumulan lagi yang Tuhan
sediakan. Bukan masalah pasangan hidup dan pernikahan (meskipun ini salah
satunya) tetapi diperhadapkan pada suatu pilihan tentang pekerjaan dan
pelayanan. Selain itu tentu saja sebagai manusia normal, ada begitu banyak
ketakutan dalam menghadapi dan menjalani masa depan.
Satu keyakinan yang kumiliki adalah ketika Tuhan sudah
menuliskan kisah hidup ini, hal yang paling utama (dan tentunya paling sulit)
adalah bagaimana aku dapat menyerahkan keyboard ini kepadaNya. (kalau dulu
pakai bolpen, jaman now pakai keyboard). Dan menarik banget ketika di dalam
pergumulan ini aku sadar bahwa menjalani hal ini bukan perkara yang mudah.
Ternyata bahkan di tengah penyertaanNya pun ada begitu banyak hal yang membuat
aku jatuh, aku galau, bahkan terkadang secara tidak sengaja menghujat Dia
melalui setiap keraguanku dalam menjalani kehidupanku.
BE GRATEFUL IN ALL
OPPORTUNITIES
Rasa syukur dan sukacita adalah kuncinya. Ditengah
berbagai pilihan hidup, hal yang paling dapat diandalkan untuk dapat
menghadapinya adalah dengan ucapan syukur. Itulah yang dinasihatkan pula oleh
Paulus kepada jemaat di Tesalonika dalam 1 Tesalonika 5:8. Hal ini pernah aku
bahas di artikel sebelumnya, dan kalau memaknai hal ini, sudah nggak layak buat
kita merasa stress dan kecewa atas pilihan hidup ini. Kita akan dapat selalu
melihat bahwa ada hal yang dapat kita syukuri senantiasa dalam menjalani hidup
ini.
Titik dimana kamu berhenti bersyukur adalah titik dimana
kamu mengabaikan Tuhan dalam hidupmu. Inilah yang aku temukan di dalam kisah
hidup 28 tahun (yang hampir 29 tahun saat tulisan ini dibuat) dan penyertaan
Tuhan sama sekali tidak berubah. Meskipun kasih setiaNya tidak pernah berubah,
tetapi ada titik demi titik kejadian hidup dimana aku berhenti buat bersyukur
dan memandang kea rah salibNya. Saat itulah aku sadar bahwa ternyata rasa
syukur atas setiap kejadian yang Tuhan berikan adalah titik awal untuk kita
memaknai penyertaan Tuhan dalam kehidupan ini.
DECISION
Memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan masa depan juga
bukanlah hal yang mudah. Ada titik dimana ketakutan dan kekuatiran melanda.
Ketika kedua hal tersebut mulai menggoyahkan hidup, satu hal yang aku belajar
buat maknai adalah rasa syukur atas penyertaanNya. Begitu banyak anugrah yang
sudah Tuhan sediakan, dan hal itu merupakan bukti bahwa tidak ada hal apapun
yang lepas dari anugrah Tuhan.
Saat ada di persimpangan jalan, tidak ada jalan lain
selain belajar buat merasakan betapa kasih Allah luar biasa dalam kehidupan kita.
Satu-satunya alasan yang menyebabkan kita kehilangan makna hidup adalah karena
kita menjauhkan diri dari Kristus. Ketika melalui persimpangan jalan yang mana
kita harus memilih, jauhnya hubungan kita dengan Bapa akan membuat kita menjadi
semakin bimbang. Memang benar tentu Allah dalam kedaulatan dan kasihNya akan
senantiasa mendampingi, pertanyaannya adalah seberapa jauh kita memaknaiNya?
THE GREATEST GIFT
Persimpangan jalan adalah suatu hal yang lumrah, dan
yakinlah bahwa di dalam persimpangan itu pun, Tuhan telah memberikan teladan.
Hal yang dapat kita pelajari adalah bagaimana Yesus bergumul ketika Ia akan
disalib. Diperhadapkan ditengah dua pilihan, Ia menyadari bahwa hal terpenting
dalam hidupNya adalah mematuhi kehendak Bapa.
Kalau kita memaknai hal ini, berarti sebenarnya kita pun
tak lepas dari pilihan hidup – dan pilihannya sudah jelas, mana hal yang
membuat Tuhan dipermuliakan dalam kehidupan kita. Hidup ini bukan tentang kita.
Hidup ini adalah tentang bagaimana kita dapat memaknaiNya dalam terang kasih
karunia Allah – yang akan memampukan kita untuk senantiasa hidup seturut dengan
kehendakNya. Melangkah dalam anugrahNya hari lepas hari, dan semuanya
dimungkinkan karena Tuhan Yesus yang begitu mengasihi kita.
Sudah siapkah kita menjalani kisah hidup yang sedang Dia
tuliskan?
Sudah siapkah kita menghadapi berbagai pilihan hidup
dengan senantiasa berserah kepadaNya?
Soli Deo Gloria!