Total Pageviews

Wednesday, March 25, 2020

Kangennya Beda


Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
(Mzm 130:5-6)


Feels Different
“Iya nih say, kangennya emang beda”. Ujar istriku manakala kami berdua berkomunikasi lewat video call lewat gawai kami masing-masing.

Sudah hampir 2 minggu aku dan istri menjalani work from home atau mengisolasi diri dari kediaman kami masing-masing. Kami terpisah jarak sekitar 20 km, dan memang belum punya tempat tinggal bersama. Kalau sebelum kami menikah dan sebelum virus corona menyerang, kami senantiasa meluangkan waktu setidaknya seminggu sekali atau dua kali, tetapi karena ada pandemi ini, maka kami menahan diri dan memutuskan melakukan social distancing.

Berat? Of course! Ternyata feel-nya berbeda, dan pada saat video call itu kami saling melepas kangen kami, menatap satu sama lain dan berujar “semoga sampai seterusnya kalau ngeliat satu sama lain, rindunya kayak gini ya.

Sampai Seterusnya
Percakapan itu menjadi suatu perenungan tiba-tiba, ketika pertama kali kita kenal Tuhan Yesus dan bagaimana sih kondisi kita saat ini? Kalau pertanyaan “masih rindu sama Aku nggak?” diajukan oleh Tuhan Yesus, apa ya jawaban kita? Apakah kerinduan itu masih sama atau justru makin rindu sama seperti ketika kita pertama kali mengalami perjumpaan dengan Tuhan? Ataukah rasa rindu itu terkikis oleh waktu, digantikan rasa bosan karena alkitab kita nggak ada “sekuel”-nya? (boro-boro sekuel, lah baca Kejadian sampai Wahyu aja ngos-ngos-an, paham juga enggak)

Aku rasa kerinduan kita terhadap Tuhan kita seharusnya seperti yang disampaikan oleh pemazmur dalam Mazmur 130:5-6. Pemazmur menantikan Tuhan lebih dari seorang pengawal yang mengharapkan pagi. Pengharapan atas firman-Nya seharusnya menyadarkan kita bahwa Tuhan pun senantiasa rindu, dan pertanyaannya adalah apakah kita punya kerinduan yang sama terhadap firman-Nya?

Kembali Pada Kasih Mula-Mula
Ingatlah kembali momen ketika awal kita percaya dan mengikut Tuhan, dan coba lihat kembali bagaimana begitu hancurnya hidup kita sebelum kita kenal Tuhan. Betapa momen itu seharusnya mengingatkan kita bahwa ketika Bapa rindu agar kita kembali. Kalau saat ini ditengah berbagai masalah, entah itu virus corona, atau issue lockdown, kerja dari rumah, dan sebagainya yang membuat kita kalut dan bosan, aku rasa ini waktu yang tepat untuk merefleksikan kembali bagaimana rentannya hidup kita. Tentu dengan satu pengharapan dan keyakinan bahwa semua ini pun akan berakhir.

Mari di tengah berbagai pembatasan yang saat ini sedang terjadi, jadikan ini sebagai kesempatan untuk melepas rindu kepada Bapa di sorga yang senantiasa menjaga, memelihara dan merawat hidup kita.
 


No comments:

Post a Comment