Total Pageviews

Monday, April 22, 2013

Toyota Production System – An Introduction


Toyota Production System (disingkat TPS) merupakan suatu sistem produksi yang dikembangkan pertama kali oleh perusahaan Toyota. Awalnya perusahaan ini merupakan perusahaan mesin tenun, yang kemudian berkembang menjadi perusahaan manufaktur mobil yang sampai saat ini mendunia. Filosofi dari TPS yang berkiblatkan sistem produksi dari Jepang mengedepankan pada suatu sistem produksi yang ramping, berbeda dengan sistem produksi Amerika yang mana membutuhkan lahan yang amat besar dan luas.

Seperti yang sama-sama kita ketahui, luas daratan di Jepang adalah 374.834 km2 berbeda sekali dengan negara Amerika Serikat yaitu 9,83 juta km2. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan di Jepang untuk mengembangkan perusahaan mereka berbasis kepada keterbatasan luasan area yang mereka miliki. Hal ini pula yang mendorong Toyota sebagai perusahaan manufaktur yang berbasis di Jepang kemudian menekankan sistem produksi yang ramping, yang mana menekankan pada lean production serta suatu filosofi just-in time, memproduksi sejumlah yang dibutuhkan sembari membatasi stok mereka seminimal mungkin.

Terbukti bahwa TPS memiliki suatu advantage. Tujuan dari TPS adalah meminimalkan biaya untuk dapat mencapai profit yang besar. Sekalipun tujuannya adalah meminimalkan biaya, tetapi tentu ada batasan-batasan yang dianut oleh TPS sendiri. Berikut ini adalah apa yang disebut sebagai House of TPS:




Hal yang mendasari Rumah TPS adalah eliminate waste, berarti dasar filosofinya adalah mengurangi waste di dalam proses produksi. Proses produksi yang dimaksud disini bukan hanya pada lantai produksi. Inilah yang menarik di TPS, bahwa Toyota berusaha untuk lebih mendalami filosofi “customer is the next process”, yang mana berarti Toyota juga berusaha untuk memperbaiki sistem di supplier mereka melalui supplier development program. Ada berbagai usaha yang dilakukan Toyota untuk melakukan ini, namun tetap saja tujuannya adalah cost reduction.

Berikut ini konsep dasar dari Lean Manufacturing yang mana berfokus pada pengurangan biaya.


Sebagai fondasi lain dari TPS adalah standardized work, yang juga di dalamnya terdapat apa yang disebut sebagai 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Dua pilar penopang TPS adalah Jidoka dan Just In Time. Jidoka didasarkan pada poka yoke (pencegah kesalahan) dan andon system (sistem alarm untuk menghentikan produksi saat terjadi barang cacat). Pilar yang lain adalah Just-in Time, yang didefinisikan sebagai memproduksi tepat waktu, tepat barang, dan tepat kuantitas. Pendukung dari JIT adalah sistem kanban dan one piece flow. One piece flow berarti di dalam proses produksi, barang mengalir per piece tanpa adanya batching sehingga memungkinkan minimalnya barang defect serta terdeteksinya kecacatan sesegera mungkin.

Pusat dari segala aktifitas tersebut adalah kaizen atau continuous improvement. Dalam usahanya untuk mencapai world-class car manufacturer, tentunya inovasi sangat dibutuhkan. Bukan hanya inovasi produk, namun juga inovasi proses. Usaha untuk mencapai tujuan perusahaan dilakukan dengan memfokuskan perusahaan pada cost reduction sehingga dihasilkan suatu profit maksimal.

Bagan di bawah ini menunjukkan tentang salah satu cost reduction yang dapat dilakukan di perusahaan yang menerapkan lean manufacturing secara umum atau TPS secara khusus.



Apabila kualitas barang terjamin maka sebenarnya kita dapat menggunakan stok di gudang seminimal mungkin, dan ada beberapa keuntungan dengan sedikitnya stok yaitu:
1.     Saving area yang digunakan di area pabrik
2.     Permasalahan dapat langsung terdeteksi
3.     Biaya inventori lebih kecil
4.     FIFO lebih terjamin
5.     Tempat kerja menjadi lebih ringkas

Tentu tidak mudah untuk melakukan improvement seperti pada gambar di atas. Namun di dalam perusahaan yang menerapkan lean manufacturing, perusahaan dituntut untuk kreatif dan inovatif untuk dapat mengembangkan bisnis mereka ke arah yang lebih baik. Intinya sebenarnya adalah supply chain management atau manajemen rantai pasok yang mana lebih menekankan pada konsep internal supplier, internal customer, external supplier dan external customer.

Akhirnya, dengan TPS, tujuan perusahaan sebenarnya adalah mendapatkan keuntungan dengan cara meningkatkan cost reduction mereka, dengan beberapa cara yaitu:
1.     Mengurangi jumlah produk cacat
2.     Meningkatkan produktivitas pekerja
3.     Menurunkan jumlah jam kerja namun dengan kecepatan produksi tetap
4.     Mendeteksi adanya masalah dan meminimalkan kondisi abnormal
5.     Mencegah terjadinya masalah
6.     Menciptakan suatu lingkungan kerja yang nyaman bagi operator
7.     Meminimalkan variasi produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan
8.     Melakukan perbaikan secara terus-menerus (kaizen tanpa henti)
9.     Memproduksi sesuai dengan jumlah dan kebutuhan
10.  Dsb

No comments:

Post a Comment