Total Pageviews

Sunday, April 21, 2013

Who Are You God - Siapakah Engkau Allah?


The very basic question about faith. Ya, itulah pertanyaan yang seringkali dilontarkan pada saat pertama kali kita mengenakan label agama di dalam kehidupan kita. Pertanyaan itu pula yang sampai saat ini pun sering menjadi perdebatan dan memicu ketidaksetujuan dan perpecahan antar iman. Maraknya berbagai diskusi tentang hal ini pun juga menjadi salah satu bukti bahwa sebagai seorang Kristen, mau tidak mau, suka tidak suka, topik ini pun juga akan menjadi suatu pertanyaan bagi setiap kita orang-orang yang percaya.

Kita dapat memahami Allah sejauh di me-reveal hal itu. Revelation / wahyu itu Dia nyatakan di dalam alkitab, yaitu yang disebut sebagai special revelation serta providensia Allah di dalam dunia ini, serta dunia ini sendiri yang disebut sebagai general revelation atau wahyu umum. Berbicara tentang orang Kristen tidak lepas dari kedua hal tersebut. Pertanyaannya adalah, seberapa jauh kita sebagai orang Kristen memahami wahyu tersebut? Setelah kita memahaminya, lalu apa yang selanjutnya harus kita kerjakan?

Mudah sekali bagi kita untuk belajar ilmu tentang Allah, ataupun kita belajar filsafat-filsafat yang mana kita secara kognitif diisi dengan pemahaman-pemahaman yang benar tentang kebenaran firman. Di dalam gereja pun kita bisa belajar banyak hal: doktrin Allah, doktrin Tritunggal, doktrin Kristus, doktrin Roh Kudus, dan sebagainya. Permasalahannya adalah setelah kita belajar tentang doktrin-doktrin tersebut, lalu apa yang mau kita lakukan?

Kita tahu bahwa kita diselamatkan semata-mata karena anugrah, dan itu tertuang di special revelation yang mana sudah dinyatakan dalam alkitab itu sendiri. Namun seringkali hal ini membuat kita jadi lupa tentang wahyu itu sendiri serta lupa tentang Allah kita. Kita tahu bahwa kita memiliki Allah, tetapi kita lupa siapa Allah itu. Akhirnya hubungan yang dibangun antara kita dengan Allah adalah hubungan yang tidak jelas. Artinya kalau ada butuhnya ya kita menghubungi Allah. Kalau tidak ada butuhnya ya sudah, “emang gue pikirin?”

Inilah menariknya pada saat kita belajar mengenal Allah. Bisakah kita, bahkan kalau boleh ekstrim, melalui pembacaan firman DAN pengalaman hidup kita bisa mengenal Allah yang sejati? Banyak orang tahu bahwa Allah itu baik. Ada pula yang sampai menghapalkan beberapa ayat alkitab seperti Matius 6:33, Roma 8:28, Efesus 2:8-9, Yohanes 3:16, Yohanes 14:6, namun di dalam praktek kehidupannya sehari-hari, ia masih saja tidak dikuasai oleh firman yang dihafalkannya. Kenapa saya tuliskan “DAN”? karena biasanya orang Kristen pada umumnya menyukai salah satunya saja. Mereka hafal ayat alkitab namun mereka tidak tahu apa yang mereka baca dan tidak pernah mengaplikasikannya di dalam kehidupan mereka. Sedangkan ada ekstrim yang lain yakni mereka mengalami “seperti” perjumpaan pribadi dengan Allah, tetapi terjebak di dalam pengalamannya itu sehingga suatu saat kalau Allah merencanakan sesuatu yang tidak sesuai dengan rencananya, imannya bisa hancur lebur.

Tentu sebagai pemuda-pemuda Kristen kita tidak mau terjebak di dalam 2 ekstrim. Yang pertama, terlalu mengandalkan pengalaman kita untuk mengenal Allah, yang kedua, semuanya berdasarkan atas alkitab namun kita tidak pernah mengerti karena terlalu sibuk menghafalkannya. Di atas sudah saya paparkan akibatnya. Pertanyaan “WHO ARE YOU GOD” adalah pertanyaan yang benar-benar esensial, karena hal itu akan mempengaruhi seluruh sikap hidup kita. Kalau Allah kita adalah Allah yang benar, tentu sebagai ciptaanNya pun kita akan berlaku sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah kita.

Bagaimana kita bisa mengenal Allah kita? Seperti yang sudah disebutkan di atas, kita bisa terperangkap di dalam 2 ekstrim. Karena itu kita harus mengkombinasikan keduanya menjadi suatu metode belajar mengenal akan Allah, yaitu melalui suatu saat teduh dan pembacaan firman secara rutin serta didukung dengan suatu tindakan yang mencerminkan firman itu. Logika simple: ketika kita ingin mengenal seseorang tentu saja kita harus mulai berkomunikasi serta membuka suatu relasi dengan dia. Bayangkan saja kita pedekate dengan seseorang, tentu kita belajar untuk membagi hidup kita kepadanya.

YA! Salah satu cara kita belajar untuk mengenal Tuhan adalah dengan share tentang hidup kita kepada Tuhan, dan juga kita belajar mendengarkan apa yang Tuhan mau di dalam kehidupan kita. Caranya? Tentu saja dengan menjalani hidup sesuai dengan apa yang Tuhan mau di dalam firmanNya. Tidak ada cara lain untuk kita dapat mengenalNya.

Kedua: selain kita belajar firman, kita belajar melihat rancangan Tuhan di dalam kehidupan kita. Caranya? Cara paling mudah adalah dengan membuat sebuah timeline atau kisah hidup. Flashback tentang kehidupan kita di masa lalu, masa yang menyenangkan ataupun menyedihkan. Mencatat setiap momen yang sudah Tuhan kerjakan di dalam kehidupan kita untuk kita semakin mengerti apa yang sebenarnya sudah dirancangkan Tuhan dan apa yang kira-kira akan dikerjakan Tuhan melalui kehidupan kita.

Memang bukan hal yang mudah untuk mengerti hal tersebut. Proses itu perlu pergumulan seumur hidup. Sampai suatu saat nanti kita bisa berkata seperti Daud bahwa tidak ada seorangpun yang ia ingini selain daripada Allah sendiri. (Mazmur 73:25). Saking dekatnya relasi Tuhan dengan Daud membuatnya dapat mengatakan bahwa segala hal tidak dapat menggantikan Allah.

Jadi? Siapakah Allah itu? Siapakah Engkau Tuhan? Pertanyaan itu tentu perlu kita renungkan dan pergumulkan setiap saat. Mari belajar untuk terus menggumulkan hal itu sampai suatu hari kita dapat mengatakan siapa Allah itu, bukan kata doktrin, bukan hanya kata alkitab, tetapi di dalam kehidupan kita sekalipun kita memperkatakan bahwa “Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Roh Kudus, itulah Allah. Ialah Allah yang hidup dan berkuasa atas kehidupanku, dan kepadaNya lah aku berkomitmen untuk setia sampai akhir hidupku”

Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment