Berbicara mengenai komunitas on-line, sekarang sangat marak.
Perkembangan social networking mulai dari Friendster hingga sekarang Facebook
dan Twitter benar-benar menggiurkan. Masyarakat online. Online Community ini
kemudian akan mencetak Digital City, yang membentuk Digital Generation, dan
membentuk Screenager.
Partisipasi kreatif dari situs seperti ini dapat dilihat,
beberapa efek dari Facebook:
1.
Membentuk cara menjalani hidup dan
mempengaruhi gaya hidup
Sadar atau tidak, online community
membentuk suatu pola pikir yang baru. Kerinduan akan firman Tuhan serasa
dihancurkan oleh laptop kita yang sangat ganas. Bersyukur bahwa ketika kita
sadar akan hal itu, kita tidak diikat oleh komunitas online tersebut.
2.
Menyebabkan adanya Split Kepribadian
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
komunitas online kita bisa menjadi orang yang super baik. Orang tidak dapat
melihat dan berinteraksi dengan kita secara langsung, hal ini tentunya
berbahaya. Orang kemudian memiliki kepribadian ganda dan tidak menjadi dirinya
sendiri.
3.
Komunitas maya yang ‘palsu’, integritas
semakin dikaburkan
Hampir sama dengan nomor 2. Intinya
disini adalah kita tidak menjadi kita yang sebenarnya. Celakanya, hal itu tidak
diketahui oleh orang-orang disekitar kita.
4.
Ekspresi diri yang tanpa batas
Ini yang paling ngeri. Di facebook
dapat kelihatan dengan sangat jelas bagaimana orang-orang menjadi sangat egois.
Dia kelihatannya ingin menjadi pusat dunia dengan menuliskan status-status yang
tidak jelas.
Arti dan definisi dari persahabatan
menjadi hilang, bahkan seorang bisa menjadi kelihatan sangat dekat di facebook
tetapi kenyataannya mereka tidak berhubungan apa-apa. Arti komunitas Kristen
dalam perspektif alkitab pun juga serasa hilang.
5.
Pertukaran Worldview
Tidak dapat disangkali bahwa di
komunitas online, batas-batas komunikasi semakin hilang, dan ini menyebabkan
terjadinya pertukaran worldview. Ini dapat menjadi kesempatan sekaligus
ancaman. Kesempatan yang baik untuk mengkabarkan injil melalui komunitas
online.
6.
Social Community
Dapat terjadi komunitas yang semakin
social. Apakah benar? Mungkin tidak. Seperti yang sudah dijelaskan pada nomor
4. Kita dapat terjebak dalam apa yang disebut sebagai social individualism. Sebenarnya apakah kita ingin mencari teman
ataukah kita mau menjadi pusat dunia?
Dengan adanya komunitas yang baik,
dapat menjadi suatu kontrol social yang baik juga. Jika mungkin ada kebijakan
pemerintah yang mungkin tidak berkenan dihati rakyat dan sebagainya, dapat
menjadi suatu kekuatan kontrol yang sangat besar.
7.
No communication barrier
Semakin lama, batasan komunikasi
menjadi hilang. setiap orang dapat berteman satu dengan yang lain. Ini juga
yang diteladankan Yesus ketika Dia berbincang dengan perempuan Samaria.
Tindakan kita:
Bagaimana tanggapan kita sebagai orang-orang yang percaya?
Satu jawaban yang mewakili semua adalah menjadi Digital Missionary. Facebook
merupakan suatu media yang sangat efektif dalam rangka pengkabaran dan
penyebarluasan injil. Menjadi orang-orang yang dapat memanfaatkan teknologi
sebagai suatu media yang efektif.
Apa yang kita lakukan dalam kita menggunakan jejaring sosial
yang saat ini marak? Sudah efektifkah kita menjalani peran kita sebagai digital
missionary? Apakah dengan posting kita, update status kita, kita sudah
menunjukkan betapa kasih Allah begitu besar bagi kita? Mari belajar untuk
menjadi seorang digital missionary. Ada tantangan jaman yang begitu besar, dan
ini menjadi suatu kesempatan bagi kita untuk terus berkarya.
Soli Deo Gloria