Ah
betapa gegap gempita tahun baru 2014. Setelah melalui 2013 dengan berbagai
peristiwa yang mungkin menyenangkan, menyakitkan, dan sebagainya. Bagaimana
kita menyambut tahun baru 2014 ini? Sudah siapkah kita “menuliskan” halaman-halaman
baru di tahun 2014?
Bagaimana
kebenaran iman Kristen memandang tahun baru? Ah, apa sebenarnya yang menarik
dari tahun baru? Kita sering dengar gereja-gereja sangat menggemari tahun baru
sebagai suatu momen mereka membuat suatu jargon-jargon tertentu. Tahun
kemenangan, tahun resolusi, tahun kejayaan, dan sebagainya. Sementara itu di
daerah pinggiran di tempat yang lain, rasanya untuk merayakan tahun baru mereka
hanya menikmati hidup mereka seadanya. Berharap atas bantuan orang lain dapat
memberi mereka sesuatu untuk makan dan bertahan hidup.
Bagaimana
seharusnya kita memaknai tahun baru ini? Di dalam segala kerendahan hati kita
perlu merefleksikan ulang, kalau tahun baru ini sampai ada, bukankah itu semua
karena Allah yang mengijinkannya? Nah kalau dari sudut pandang ini, ada
berbagai hal yang dapat kita refleksikan di dalam setiap detik hidup kita,
entah tahun baru ataupun tidak.
1.
Providensia Allah
Allah memberikan anugrah pada diri
setiap manusia, entah itu baik ataupun jahat. Dalam kedaulatanNya, Ia
memberikan sehari demi sehari kesempatan bagi kita untuk mengevaluasi diri dan
mengucap syukur atas setiap hal yang Ia berikan di dalam kehidupan kita. Tahun baru
menjadi suatu momen untuk mengingat kebaikan Allah dan janji penyertaanNya di
dalam hidup kita
2.
Resolusi
Sudahkah kita membuat resolusi di
tahun yang baru? Mungkin sebagian sudah. Tetapi pertanyaan selanjutnya adalah,
apa fokus dari resolusi kita? Nah ini perlu kita cermati bersama. Di nomor 1
tadi kita sudah sepakat bahwa kalau tahun baru ini sudah ada, tentunya semuanya
karena Allah memberikan anugrah bagi kita. Berarti kita perlu sadar bahwa hidup
kita, setiap langkah kita, bukankah itu bukan tentang diri kita lagi? Kita
sudah dikuasai oleh Allah. Kita sudah dibeli dan harganya sudah lunas dibayar,
demikian kata Paulus.
Berarti yuk kita lihat kembali
resolusi kita, kita cermati satu per satu. Apakah resolusi kita hanya memuaskan
diri kita sendiri, ataukah resolusi kita kembali kepada kemuliaan Allah?
3.
Soli Deo Gloria
Apabila kita memaknai bahwa hidup
ini sudah diatur oleh Tuhan, yuk kita coba flashback kembali apa yang telah
dilakukan Allah di dalam kehidupan keseharian kita selama 2013 dan kita belajar
untuk membawa di dalam doa, keseharian kita di tahun yang baru yakni 2014.
Mungkin kita melihat 2013 dan kita menemukan ada banyak sekali hal-hal buruk
yang terjadi di dalam hidup kita. Kita melihat bahwa ternyata Allah tampak
seperti “tinggal diam”, dan kita kecewa karena itu. Bermodalkan itu kita
menatap tahun baru dengan pesimistis. Ingat bahwa kita perlu yang namanya
percaya diri (confidence), namun perlu diingat pula confidence berasal dari
kata con dan fide, yakni con = menyesuaikan, fide = iman. Berarti confidence
(kepercayaan diri) tidak dapat dilepaskan dari iman kita kepada Sang Pemilik
Hidup kita.
Menyadari bahwa di tahun 2013 ada
berbagai kegagalan dan kesalahan yang mungkin kita buat, percayalah bahwa
semuanya itu ada untuk menajamkan kita sehingga kita menjadi orang-orang yang
dapat memuliakan Allah
Mengingat
ketiga hal itu, dirangkum dalam satu kerinduan kita di tahun yang baru untuk
membuat resolusi-resolusi yang semakin hari semakin mendekatkan kita kepada
Tuhan. Contohnya: kita belajar bangun pagi, konsisten saat teduh, mulai
journaling, semakin menikmati pembacaan alkitab pribadi kita, belajar dengan
giat, mulai belajar rutin untuk berdoa, dan sebagainya.
Kelihatannya
sepele bukan? Tetapi coba kita lakukan itu secara konsisten. Kita mulai belajar
untuk berpikir bukan hanya untuk kesenangan kita. Ingat bahwa kita bukanlah center of the universe. Mari belajar
merayakan tahun baru dengan suatu pemahaman bukan sebuah pesta pora, tetapi
satu momen sebenarnya yang disediakan Tuhan di dalam hidup kita untuk
mengevaluasi diri kita dan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi
dan semakin hari semakin berserah kepada anugrah. Menyadari bahwa kita perlu anugrah
itulah yang membuat nama Tuhan semakin dipermuliakan di dalam tiap langkah
hidup kita.
Maknailah
setiap detik di tahun yang baru, sehingga hal sekecil apapun di dalam hidup
kita, kita bisa belajar untuk Memuliakan Tuhan dan Menikmati Dia Sepanjang
Waktu.
Soli
Deo Gloria!
No comments:
Post a Comment