Ketika kita membaca kitab Daniel, kisah apa yang
paling sering kita dengar? Tidak diragukan lagi bahwa semenjak kita mengikuti
sekolah minggu, ada dua kisah yang membuat kita terbengong-bengong sampai
mungkin kita hanya dapat menangkap dua kisah ini tanpa membaca kembali kitab
Daniel. Dua kisah yang dimaksud adalah: (1) Ketika Sadrakh, Mesakh, dan
Abednego akan dilempar ke dalam perapian, tetapi ternyata mereka keluar dengan
keadaan tidak terluka. (2) pada saat Daniel dilempar ke lubang singa, tetapi ia
berhasil selamat tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Kedua kisah ini sering kita dengar dan paling tidak
sebagai orang Kristen kita menghafalkannya. Tetapi lebih jauh lagi, kalau kita
baca secara teliti, ada hal yang juga menarik di dalam kitab Daniel. Kitab Daniel
ini juga menunjukkan satu berita yang begitu menarik. Disini kita melihat
mengenai karakter dan penyertaan Allah terhadap bangsa Israel sekalipun mereka
berada di tanah pembuangan Babel. Bangsa Yehuda adalah bangsa yang besar,
tetapi identitas mereka sebagai sebuah bangsa yang diberkati oleh Allah
akhirnya dirasa hilang oleh orang Yehuda karena akhirnya mereka dibuang ke
Babel.
Kita melihat di dalam kitab Daniel ada sebuah pola
yang menarik, yakni Allah yang selalu akhirnya ditinggikan. Kita melihat kisah
mengenai bagaimana raja Nebukadnezar mulai bermimpi dan di seluruh negeri,
tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan arti mimpi itu kepada raja. Sampai
akhirnya raja mengeluarkan suatu perintah untuk menghabisi orang-orang pintar
di negeri itu sebelum akhirnya Daniel keluar sebagai seorang pahlawan. Daniel
menjawab dengan tepat sampai akhirnya ia dikaruniai sebuah kedudukan di dalam
istana. Kita melihat disini, seorang Nebukadnezar yang terlihat begitu besar
dan akhirnya umat Tuhan mulai bergerak, akhirnya ada satu perubahan sikap yang
dibalik 180 derajat.
Kisah ini berlanjut di dalam pasal berikutnya
mengenai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yang mana kalau kita baca detailnya, bahkan
algojo yang akan memasukkan mereka bertiga ke dalam api pun juga terbakar.
Tetapi disinilah ada hal yang dapat kita pelajari: justru di dalam situasi
genting seperti inilah Tuhan mau memakai umatNya menjadi satu kemuliaan bagi
namaNya. Manakala dunia melihat bahwa yang paling penting adalah kenyamanan di
dalam ketidakjelasan akan makna hidup, justru kekristenan menawarkan sebuah
kehidupan yang memuliakan Allah.
Berlanjut kepada cerita dimana Daniel dimasukkan ke
dalam goa singa. Namun kita lagi-lagi melihat bahwa singa itulah yang menjadi
media untuk sebuah doksologi yang dinyatakan oleh Raja Darius, seorang Kafir! Darius
yang paling besar, kemudian akhirnya menjadi lemas, dan ada satu doksologi dari
orang yang paling besar itu. Artinya bahwa ada perubahan fokus hidup.
Sampai disini biasanya kita sudah hafal kitab
Daniel. Tetapi kalau kita melanjutkan di pasal 7, kita membaca ada frasa “Anak
Manusia”. Saat ini Daniel-lah yang menjadi lemas, dan ia akhirnya mendapat
kelegaan. Apa signifikansi “Anak Manusia”? Sebenarnya ini adalah sebuah gelar
mesianik, karena kita dengan jelas dapat membaca seperti apa sih Anak Manusia
ini? Kita membaca bahwa “Anak Manusia” ini diberi kekuasaan dan kemuliaan dan
kekuasaan sebagai raja (Daniel 7:14). Apa maknanya? Yesus juga berkata bahwa Ia
adalah “Anak Manusia”, yang berarti bahwa Yesus sendiri menyatakan diriNya
sendiri sebagai Allah.
Ya ternyata kita membaca sebuah kitab yang jauh
lebih indah bukan? Daniel ini bukan hanya sekedar kita membaca mengenai kisah
anak muda yang diberkati. Jauh lebih dalam lagi ada pemaknaan teologis yang
cukup mendalam yang seharusnya membuat kita menyadari akan peran kita dan
pembelajaran kita sebagai orang Kristen yang perlu terus menerus teguh di dalam
kehidupan memperjuangkan kekristenan kita.
Soli Deo Gloria!