Total Pageviews

Sunday, April 22, 2018

Jejak Kasih Karunia dalam Surat Paulus


Kasih karunia dan penyertaan Tuhan senantiasa ada di dalam kehidupan orang percaya. Kita percaya itu bukan? Nah hari ini kita coba lihat sebuah kitab yang jarang kita sentuh, bahkan mungkin jarang menjadi perbincangan. Sebuah kitab yang merupakan surat Paulus yang ditujukan kepada sebuah jemaat tetapi kepada seseorang / pribadi. Surat ini kalau dilihat memiliki suatu nilai teologis yang sangat mendalam.

Surat Paulus kepada Filemon merupakan surat yang pendek. Total hanya 25 ayat dan LAI membaginya menjadi 3 bagian. Salam pembuka, kemudian isi dan selanjutnya adalah salam penutup. Memang berbeda dengan kitab Roma yang memiliki nilai teologis dan sangat sulit untuk dipahami, kitab Filemon ini memiliki kekhasannya sendiri. Tetapi di kitab ini juga tergambar sebuah nilai teologis Kristen yang dalam, tentang bagaimana kasih karunia Allah di dalam kehidupan orang percaya

Mengenal Filemon dan Onesimus

Ada 3 tokoh di dalam kitab ini kalau kita perhatikan. Tentu yang pertama adalah Paulus, sebagai penulis kitab. Tetapi yang mungkin jarang kita perhatikan dan kita telaah adalah Onesimus dan Filemon. Filemon adalah seorang kaya dan terpandang, merupakan rekan sekerja dari Paulus. Oya, Paulus mengidentifikasikan dirinya sebagai orang yang terpenjara, yang berarti dia menuliskan surat ini di dalam penjara.

Onesimus diidentifikasikan sebagai seseorang yang kabur dari Filemon. Onesimus adalah seorang hamba dari Filemon. Ia kabur dari tuannya karena kesalahan yang tidak diketahui. Tetapi pastinya kalau ia sampai kabur berarti ia melakukan suatu kesalahan yang cukup fatal. Penjara menjadi tempat dimana Onesimus bernaung dan akhirnya bertemu dengan Paulus.

Oke setidaknya kita punya gambaran mengenai ketiga tokoh yang ada di dalam kitab ini.

Makna Tuan dan Hamba

Hamba di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada yang kita kenal saat ini sebagai pembantu. Pengertian hamba adalah orang-orang yang bahkan gak punya kehidupan sendiri. Maksudnya mereka dianggap sebagai properti oleh tuannya. Jadi dia sama sekali gak punya hak untuk melawan, hak cuti, kesamarataan hakikat sebagai manusia pun tidak ada. Jadi bisa dibayangkan kondisinya.

Onesimus yang tidak memiliki apapun, kabur dari Filemon, yang sepenuhnya adalah miliknya. Coba bayangkan seperti ini. Kita punya smartphone, yang mana kita udah beli. Artinya smartphone tersebut seharusnya adalah 100% milik kita, kemudian tiba-tiba tanpa seijin kita, smartphone tersebut tiba-tiba mengambil foto kita, mengirimkan pesan kepada orang-orang yang bahkan tidak kita kenal, dan sebagainya. Kalau sebagai pemilik smartphone tersebut mungkin sudah kita musnahkan.

Konteks seperti itulah yang sedang kita pahami, dan Filemon wajar banget kalau dia bertemu Onesimus kemudian dia marah.

Jaminan oleh Paulus

Kehidupan Onesimus dibalikkan 180 derajat ketika ia bertemu dengan Paulus yang bersedia menjamin kehidupannya bahkan membayar semua hutang kesalahan yang ia lakukan kepada Filemon. Terlepas dari apapun yang dilakukan oleh Onesimus di dalam penjara (tidak dicatat apakah ia melayani sedemikian rupa sehingga bahkan Paulus pun berani menjaminnya) ia menunjukkan bahwa ia adalah seseorang yang kredibel.

Bahkan seorang yang dihormati selevel Paulus pun berani menjaminkan segala sesuatunya bagi Onesimus. Bukankah ini semata-mata merupakan kasih karunia? Seseorang yang bahkan kehilangan hak hidupnya dan kabur, sudah selayaknya ia dihukum berat. Namun semua itu berbalik!

Memaknai Kasih Karunia Allah

 

Inilah gambaran kehidupan Onesimus, dan bukankah ini yang menjadi fase kehidupan manusia? Pada titik pertama (paling kiri) adalah ketika Onesimus lahir, dan entah karena suatu sebab ia menjadi hamba dari Filemon. Kemudian titik ketiga adalah ketika Onesimus kabur dari Filemon. Ini adalah titik terendah di dalam kehidupan Onesimus, dan ini adalah lambang dimana manusia jatuh di dalam dosa. Kemudian Paulus rela menjaminkan hidupnya bagi Onesimus adalah gambaran Kristus yang rela menebus dosa dunia melalui salib-Nya.

Jadi bisa dirangkum dalam tabel berikut
Fase
Surat Filemon
Karya Keselamatan
Penciptaan
Onesimus lahir
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah
Kejatuhan
Onesimus kabur dari Filemon
Manusia jatuh dalam dosa
Penebusan
Paulus menjamin Onesimus
Kristus menebus manusia melalui pengorbananNya di kayu salib
Penggenapan
Onesimus menjadi rekan sekerja Filemon
Kita menjadi rekan sekerja Allah

Mensyukuri AnugrahNya, Menjalani RancanganNya

Kehidupan Onesimus diberitakan melalui berbagai fakta sejarah bahwa pada akhirnya ia menjadi seorang uskup. Ia belajar untuk memanfaatkan kesempatan yang diberikan Paulus untuk dapat melayani di dalam sebuah jemaat dan kepercayaan itu tidak pernah ia sia-siakan.

Ketika Tuhan sudah menebus kita, maka setiap kita dimampukan untuk melakukan yang baik. Efesus 2:10, bahwasanya setiap kita senantiasa diperlengkapi untuk melakukan perbuatan baik yang telah dipersiapkan oleh Allah di dalam setiap langkah hidup kita. Ia mau supaya kita dapat menghidupi keselamatan itu sebagaimana Kristus telah menebus kita untuk menjadi pribadi yang semakin hari semakin bertumbuh di dalam Dia dan kuasa kebangkitan-Nya

Kuasa kebangkitan-Nya memberdayakan kehidupan kita sehingga kita menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang punya tujuan hidup untuk memuliakan Tuhan, dan semuanya di atas kesadaran akan rasa syukur kita atas setiap anugrah yang sudah Tuhan berikan.

Tuhan memanggil kita untuk senantiasa memberdayakan setiap hal yang Ia tempatkan dalam kehidupan kita. Bagaimana respons kita?

Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment