Tepat
hari ini, 1 April 2018 umat Kristen di seluruh dunia merayakan Paskah. Sebuah
peristiwa paling penting didalam perjalanan kehidupan Yesus. Kebangkitan Yesus
pada hari ketiga merupakan sebuah cerita sekolah minggu yang sering sekali kita
dengar. Setiap tahun dalam kehidupan kita mungkin kita akan merayakan paskah,
dengan berbagai acara yang diadakan. Tetapi yang menarik adalah ketika kita
melihat seperti apa hal yang terjadi ketika Paskah itu berlangsung.
Titik Nol
Betapa
murid-murid kehilangan seorang guru yang menjadi panutan mereka. Mereka yang
punya pengharapan bahwa akan ada suatu pembebasan – seperti yang disampaikan
oleh para nabi PL, ternyata Sang Mesias yang mereka harapkan ada di dalam diri
Yesus Kristus tidaklah seperti yang diharapkan. Hal ini membuat murid-murid
mengalami suatu keadaan yang begitu menyedihkan. Mereka kehilangan tujuan hidup
mereka. Mereka kehilangan junjungan satu-satunya yang telah memilih mereka.
Inilah
yang terjadi setelah Yesus mati di kayu salib, dan titik nol itu terjadi ketika
Yesus bangkit dan menampakkan diri. Kebangkitan Yesus menjadi suatu peristiwa
yang begitu berarti bagi para murid. Mereka yang semula kembali melakukan
kegiatan-kegiatan mereka, mendapatkan suatu semangat baru di dalam kehidupan
mereka.
Providentia Dei
Penyertaan
Tuhan adalah sesuatu yang utuh di dalam kehidupan manusia hari lepas hari. Penyertaan
itulah yang menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang setia, dan itupun yang
dirasakan oleh para murid-murid di momen Paskah. Petrus yang diubahkan setelah
menyangkal dia, Saulus yang memutuskan untuk mengubah haluan hidupnya dan
mengubah namanya menjadi Paulus, dan murid-murid lain yang akhirnya melanjutkan
karyaNya di dunia ini.
Ini
juga yang harus kita maknai bersama. Penyertaan Tuhan yang sebenarnya
senantiasa ada di dalam kehidupan orang percaya. Pertanyaannya adalah: apakah
kita peka terhadap penyertaan Tuhan? Kerasa nggak kalau ternyata waktu kita
masih bisa melihat, menghirup nafas, membaca artikel ini, bukankah itu adalah
bukti dimana penyertaan Tuhan itu senantiasa ada di dalam kehidupan kita?
Jadi
jelaslah sekarang, apa yang membedakan kita dengan Paulus, Petrus, ataupun
murid-murid yang lain. Bukan penyertaan Tuhan yang membeda-bedakan, tetapi
sikap atau respons kita terhadap penyertaan Tuhan. Memang bener setiap orang
punya pengalaman sendiri bersama Tuhan, dan selama ini saya kok yakin dan
percaya banget bahwa di tengah setiap pergumulan dan pengalaman hidup yang
Tuhan sediakan, selalu ada hal yang dimana Tuhan hadir dan mau ikut campur
dalam kehidupan manusia.
Dia Mengikuti Kita
Ada
sebuah puisi berjudul “Anjing Pemburu dari Sorga” yang dituliskan oleh Francis
Thompson, yang mana puisi ini aku ketahui dari kotbah Dr. Ravi Zacharias. Isinya
sangatlah menarik, menunjukkan bagaimana Tuhan senantiasa mengejar kita sampai
mendapatkan kita. Kalau kita lihat perumpamaan tentang anak yang hilang di
injil Lukas pun, bukankah dijelaskan hal yang sama, tentang Bapa yang
senantiasa menyambut anaknya yang terhilang dengan tangan yang terbuka?
Tuhan
ingin tahu tentang hidupmu. Tuhan ingin tahu tentang setiap hal yang kamu
lakukan. Eh, tunggu! Dia tahu sih, tapi seperti seorang pacar, Dia mungkin akan
kepo terhadap semua tindakan yang kamu lakukan. Siapa sih pacar yang gak mau
denger cerita dari pasangannya? Nah kalau kita bisa begitu mesra dan cerita
panjang lebar kepada pasangan kita, kenapa kalau sama Tuhan kok kita susah
banget ya cerita? Padahal Dia pengen denger sendiri lho cerita kita kepadaNya.
Stalker vs Follower … atau … BLOCK?
Kalau
kita pengen kepo terhadap seseorang, kita bisa stalking ke akun sosmed nya,
tetapi gak jadi friend atau follower-nya. Alhasil ya kita kepo aja sih, kita
cuman pengen tahu sekilas tentang hidupnya orang tersebut. Tapi kalau kita jadi
follower seseorang, kita bisa senantiasa update tentang hal-hal yang
di-posting, pendapat dia, pola pikirnya, dan sebagainya.
Oke,
sampai disini kita perlu menyadari bahwa Tuhan Yesus sudah follow setiap kita.
Eh tunggu bentar! Kok seenaknya aja Dia follow? Memangnya kita gak pakai confirmation
dulu? Hehe, maaf ya, tapi Dia akan senantiasa follow kita, gak butuh approval
dari Dia.
Sebaliknya,
apakah kita mau follow Tuhan Yesus? Atau selama ini kita cuman jadi fans gelap
atau secret admirer-Nya aja? Apakah kita senang dengan ajaran Yesus tetapi gak
senang untuk melakukannya? Apakah kita sekedar stalking, kepo-nya cuman sesaat-sesaat aja ataukah kita mau
benar-benar mengikut Dia? Atau lebih parah lagi, apakah kita memutuskan untuk
BLOCK Dia?
Involvement
Berapa
sering kita berkata bahwa kita nggak mau Tuhan campur tangan dalam hidup kita?
Hal ini terutama terjadi manakala berbagai hal buruk terjadi dalam kehidupan
kita. Menolak campur tangan Tuhan manakala ada begitu banyak kehilangan yang
kita alami. Menolak Dia ketika ada berbagai hal yang nggak sesuai ama kehendak
kita.
Tetapi
pernah kebayang ketika kita menolak Dia, itu berarti juga kita harus konsisten
lho. Artinya kalau kita protes terhadap begitu banyak hal buruk yang terjadi
dalam hidup kita, tapi kita gak pernah menolak hal baik. Kita berharap Tuhan
ignorant sekaligus involve. Di satu sisi kita pengen Block, tapi satu sisi juga
kita ingin follow.
Melihat dan Meneruskan Karya Allah
Yuk
lihat lagi dalam hidup kita, sekali lagi mengevaluasi apa yang Tuhan kerjakan
dalam hidup kita. Ketika Tuhan sudah memberikan segalanya buat mengasihi kita,
memberikan hidup yang baru, dan melayani hidup kita, kita mau nggak follow Dia?
Menjadi seorang follower sejati, yang
tidak hanya kagum, tapi juga mau mengikut Dia.
Paulus
memilih buat mengikut Dia, meninggalkan hidupnya yang lama. Bukan suatu hal
yang mudah bagi Paulus yang bisa dibilang Dia punya segalanya selama masa
hidupnya sebagai Saulus. Tetapi di dalam hati setiap orang ada kekosongan, dan
lubang itu hanya bisa diisi oleh sosok yang paling mengerti dan memahami
kehidupan kita – Allah sendiri. Hal itulah yang mendasari kehidupan Paulus
menjadi seorang yang mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan. Menjadi saksi
kebangkitan-Nya, menyaksikan-Nya bagi orang lain sehingga orang lain dapat pula
menyadari bahwa kekosongan hatinya hanya dapat diisi oleh pribadi Kristus
sendiri.
Makna Paskah
Kehidupan
baru yang Tuhan tawarkan bukanlah hidup yang gampang. Kebangkitan Kristus
kiranya senantiasa mengingatkan kita bahwa senantiasa ada pengharapan – dan ketika
Tuhan sudah memberikan pengharapan itu, maukah kita membagikan-Nya bagi orang
lain? Ketika Tuhan merindukan kita sedemikian rupa, apakah kita rindu
kepadaNya?
Beda
dengan sosmed yang terbatas oleh kuota, jalur komunikasi yang Tuhan sediakan
itu bebas. Kapanpun kita mau datang kepadaNya, selalu ada akses. Yuk kita mau
open communication itu semata-mata karena Tuhan sudah mengasihi kita – dan Ia
sudah bangkit – dan kita pun mau memberitakan kasihNya itu bagi orang lain melalui
perkataan maupun tindakan kita.
No comments:
Post a Comment