Total Pageviews

Tuesday, April 29, 2014

PA 1 Petrus 1:17-23

Petrus menulis dengan sangat keras disini. Ia mencoba meyakinkan umat untuk memaknai keselamatan yang sudah dikerjakan Allah di dalam kehidupan keseharian kita. Poin penting disini adalah kalimat “Allah tanpa memandang muka”, yang berarti bahwa ini menjadi satu kesadaran bagi kita untuk tidak menyombongkan diri atas apapun yang kita miliki. Allah empunya segalanya, dan karena itulah kita dituntut untuk hidup dalam ketakutan.

Petrus juga menuliskan kata “menumpang”, yang menunjukkan bahwa sebenarnya kita ini bukanlah ‘penduduk asli’ dari dunia ini. Artinya merujuk kepada ayat selanjutnya. Tetapi kata “menumpang” disini menjadi sesuatu yang sangat penting. Bayangkan ketika kita menumpang di rumah orang lain. Apakah kita akan dengan nyaman dan bebas untuk tinggal di dalamnya? Tentu saja tidak! Sama dengan kita, seharusnya kita memiliki sebuah kerinduan untuk kita dapat segera kembali, merindukan suasana rumah. Saat kita menumpang, selalu ada rasa kuatir dan takut akan hal-hal yang akan terjadi.

Implikasi dari hal ini adalah kita selayaknya menjaga kehidupan kita di hadapan Allah. Kita tahu bahwa di dalam kehidupan kita di dunia, segala hal di dalamnya bersifat fana. Suatu saat nanti… Ya! Suatu saat nanti kala kita diijinkan untuk pulang, kembali ke rumah kita yang sesungguhnya, yang sudah Dia sediakan, itulah momen yang paling indah di dalam kehidupan kita.

Petrus melanjutkan dengan kembali menegaskan penebusan sebagai karya Kristus. Segala hal yang ada di dunia ini tidak sebanding dengan darah Yesus. Darah yang tercurah di atas salib, yang membebaskan kita dari dosa. Kita membaca disini bahwa keselamatan itu sama sekali tidak ada campur tangan manusia. Inilah kunci sebenarnya dari kekristenan. Perbedaan antara kekristenan dengan agama / kepercayaan lain di dunia ini adalah penebusan Kristus. Allah yang turun ke dunia melalui Yesus Kristus, merendahkan diriNya sebagai hamba, dan membebaskan dosa manusia. Keselamatan sepenuhnya adalah campur tangan Allah, tidak ada usaha manusia sedikit pun di dalam kita mendapatkan keselamatan.

Petrus menegaskan bahwa tidak ada hal yang lebih indah sebenarnya daripada salib Kristus. Penebusan melalui salib adalah kesempurnaan dari karya keselamatan. Ayat selanjutnya menyatakan bahwa Allah sudah dipilih sejak dunia dijadikan, dan alasan mengapa Dia menyatakan diriNya adalah karena kamu (karena manusia). Ini adalah panggilan bagi setiap kita untuk menghidupi kehidupan yang kudus di dunia.

Ayat selanjutnya memberitakan tentang keselamatan yang satu-satunya berasal dari Allah. Dampak dari kita telah diselamatkan adalah kita dapat memiliki iman dan pengharapan yang tertuju kepada Allah. Artinya bahwa satu-satunya pengharapan di dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen adalah karena Kristus sendiri. Ada pengharapan di dalam kehidupan baru yang diberikan oleh Kristus. Ada suatu janji yang harus kita maknai sebagai anugrah.

Dampak dari hidup di dalam anugrah adalah kita dapat melakukan hal-hal di dalam ketaatan kepada Allah. Ketaatan disini terkait dengan kebenaran yang akan Kristus nyatakan, dan ini berlangsung secara terus-menerus di dalam kehidupan kita. Kehidupan yang berpusat kepada Kristus akan membuat kita menjadi pribadi yang memiliki suatu kesungguhan untuk dapat mengasihi sesame kita manusia. Tentu saja hal yang mendasarinya adalah keselamatan, dan itu timbul dari kerinduan hati kita untuk terus menerus takluk kepada firman dan memaknai anugrah hari demi hari.


Kelahiran kembali hanya timbul berdasarkan Firman. Penegasan Petrus disini sangat jelas, bahwa ternyata perbuatan baik kita berasal dari benih, yang adalah Firman. Bagaimana kita bisa mengerti Firman? Allah yang bangkit, Allah yang berkuasa, Allah yang telah memilih kita sejak sebelum dunia dijadikan, Ia lah yang membukakan kepada kita rahasia itu. Iman yang berfokus kepada Allah. Memaknai hal ini seharusnya sebagai orang Kristen kita benar-benar penuh rasa syukur, atas setiap hal kecil apapun yang sudah Yesus kerjakan di dalam kehidupan kita. Ia mengaruniakan Roh Kudus untuk kita dapat hidup seturut dengan kehendak Allah, sekalipun di dunia kita masih tetap dapat memiliki suatu relasi yang intim dengan Allah, dan tidak dapat dipungkiri, semuanya adalah anugrahNya, dan apapun yang kita kerjakan, semuanya adalah untuk kemuliaanNya.