Ini adalah sebuah percakapan pada saat
aku berada di dunia kampus.
“Sabtu ini kamu kemana, yas?”
“Oh, aku ke gereja. Ada persekutuan di
gereja. Kalau kamu kemana?”
“Ehm aku mau ke Galaxy Mall, yas, ama
cowokku.”
Well, asyik juga ya sepertinya kalau
udah punya pacar, dan kemudian bisa keluar bareng, makan bareng, nonton bareng,
segalanya bareng. Serasa dunia milik berdua. Yap, pacaran menjadi sebuah proses
yang begitu menyenangkan. Itu mungkin yang mendasari ada lagu “Jatuh Cinta
Berjuta Rasanya” dan menjadi sebuah lagu yang nge-hits. Percakapan di atas terjadi saat aku belum punya pacar. J
Hmmm lalu apa yang dilakukan
sebenarnya saat pacaran? Apakah pacaran itu identik ama seneng-senengnya aja?
Tunggu teman-teman. Hidup itu nggak seindah di FTV, tetapi aku bisa katakan
JAUH LEBIH INDAH dari FTV. Manakala FTV memperlihatkan begitu mudahnya
perjuangan seorang cowok mendapatkan cinta seorang cewek, kita sudah tahu kok
endingnya. Tetapi ketika hal itu dibawa ke dunia nyata, it’s totally different.
Tetapi kalau kita merenungkan kembali nih,
kenapa kok aku bisa bilang bahwa hidup ini jauh lebih indah dari FTV? Karena
ternyata memang ending dari cerita cinta kita tidak jelas dari sudut pandang
manusia. Ketika kita mulai pedekate dengan seseorang yang kita suka, ada
kalanya kita mendapatkan respon yang positif, tetapi nggak jarang juga kita
nggak direspons (Sakitnya tu disini, prens… percaya deh). Tetapi dibalik duka
yang bertubi-tubi itu, ada sukacita yang begitu besar yang sudah Tuhan
persiapkan. Percayalah bahwa Ia sedang menyusun sebuah lagu yang begitu indah,
dalam sebuah simfoni kisah cinta antara dua insan yang mau belajar untuk hidup
di dalam Dia.
Okey aku akan coba berikan beberapa
prinsip berpacaran. Artikel ini merupakan sharing aja. Artinya ini bukan sebuah
hal yang ‘saklek’ harus kita jalankan. Tetapi harapannya ada sisi positif yang
teman-teman bisa ambil.
1. Fokus Pada Allah
Aku
rasa ini adalah prinsip pertama dari segala hal yang kita lakukan. Yep, first
of all, kalau mau memulai sebuah hubungan kita perlu mulai dengan mencintai
Allah di dalam hidup kita. Okey, mungkin sebagian gak setuju dengan prinsip
ini, karena kayaknya terlalu rohani banget. Tetapi begini, teman, dengan kita
belajar untuk menikmati hubungan kita dengan Allah, kita menjadi pribadi yang
gak banyak menuntut pasangan kita untuk melakukan sesuatu. Dasar dari prinsip
lain ini adalah kita belajar meletakkan Allah sebagai pengendali hubungan
pacaran kita.
2. Prinsip Kenosis
Kenosis
berarti ‘merendahkan diri serendah-rendahnya’. Nah ini terkadang muncul
manakala ada satu pihak yang lebih superior disbanding pihak lain di dalam
suatu hubungan. Ada pihak yang merasa harus mengalah karena memang dia minder
kepada pasangannya. Kalau berdasarkan pengalamanku juga, hal ini kadang perlu
kita latih terus menerus. Kita perlu belajar untuk merendahkan diri kita.
Contohnya adalah kita belajar untuk masuk ke dunianya. Artinya bahwa setiap
pihak perlu belajar untuk salingf mengalah dan nggak ngotot. Nggak merasa
superior atas hal-hal yang ia lakukan. Kenosis ini paling jelas ditunjukkan
oleh Tuhan Yesus. Prinsip ini menjadi salah satu prinsip di dalam melayani
pasangan kita.
3. Jujur di Hadapan Pasangan
4. Bertumbuh di Dalam Tuhan
Kalau
di dalam hubungan pacaran kita ternyata kita menjadi orang yang makin
menyebalkan, segera deh evaluasi relasi kita. Hal ini tentu berawal dari PDKT.
Ketika kita sedang dalam proses PDKT ternyata kita menjadi pribadi yang makin
egois dan posesif, kita perlu mengevaluasi sebenarnya kita mencintai atau
menafsui. Ketika kita memasuki relasi pacaran seharusnya masing-masing semakin
bertumbuh di dalam Tuhan. Cara bertumbuhnya gimana? Hmm ada banyak sih. Salah
satu contohnya adalah melakukan aktivitas bareng, kemudian melayani bersama.
Ada banyak aktivitas positif yang bisa kita lakukan sebagai pasangan.
5. Open Your Eyes!
Orang
bilang ‘cinta itu buta’. Ya, saya melihat ada banyak orang yang akhirnya
terperangkap di dalam suatu hubungan yang sebenarnya tidak mereka inginkan
namun akhirnya mereka memaksakan diri untuk masuk ke hubungan itu. Ketika kita
mulai proses PDKT kita perlu membuka mata kita dan juga telinga kita
lebar-lebar. Jangan pernah mengkompromikan hal-hal yang kita nggak sukai dari
calon pasangan kita. Belajar untuk melihat kekurangan dan belajar terbuka
dengan calon pasangan ketika dia melakukan hal yang nggak bener. Hal ini
sebenarnya akan sangat berkaitan dengan prinsip nomor 3 dan 4.
6. Love is something worth waiting
& fighting for
Cinta
itu menuntut suatu penantian dan pengorbanan. Okey dalam artian penantian, kita
perlu belajar untuk menunggu. Menunggu apa? Menunggu waktu yang tepat untuk
menyatakan, menunggu jawaban yang berasal dari Tuhan yang merupakan hasil
pergumula. Lalu mengapa harus belajar untuk fighting
for? Yup kita perlu belajar untuk memperjuangkan cinta. Artinya kita
belajar untuk berkorban, belajar untuk mengutamakan pasangan kita, belajar
untuk menyesuaikan diri dengan dia, dan terus belajar untuk mengerjakan bagian kita
di dalam membangun suatu relasi.
Cinta itu seperti maut, demikianlah
penulis Kidung Agung menuliskannya. Mengapa seperti maut? Karena cinta pasti
akan datang. Manakala cinta itu datang, cinta itu tidak mungkin dapat ditolak.
Tidak ada hal yang dapat menahan cinta. Sadarlah bahwa maut bagi orang Kristen
adalah sesuatu yang menyenangkan. Lho? Itulah yang Paulus katakan bahwa ‘mati
adalah keuntungan’, karena ia bertemu dengan Kristus. Nah pacaran di dalam
Tuhan adalah sebuah cinta yang didasari di dalam cinta akan Kristus. Ketika
cinta itu sudah didasari pada kasih Allah di dalam hidup kita, maka kita akan
mendapatkan sebuah kebahagiaan sejati di dalam Dia. Pacaran di dalam
kekudusanNya. Pacaran di dalam suatu kesadaran bahwa cinta itu berasal dari Dia
dan akhirnya hubungan kita adalah untuk memuliakanNya.
No comments:
Post a Comment