Total Pageviews

Sunday, March 1, 2015

Are You Ready for A Date?


Ini adalah sebuah percakapan pada saat aku berada di dunia kampus.

“Sabtu ini kamu kemana, yas?”
“Oh, aku ke gereja. Ada persekutuan di gereja. Kalau kamu kemana?”
“Ehm aku mau ke Galaxy Mall, yas, ama cowokku.”

Well, asyik juga ya sepertinya kalau udah punya pacar, dan kemudian bisa keluar bareng, makan bareng, nonton bareng, segalanya bareng. Serasa dunia milik berdua. Yap, pacaran menjadi sebuah proses yang begitu menyenangkan. Itu mungkin yang mendasari ada lagu “Jatuh Cinta Berjuta Rasanya” dan menjadi sebuah lagu yang nge-hits. Percakapan di atas terjadi saat aku belum punya pacar. J

Hmmm lalu apa yang dilakukan sebenarnya saat pacaran? Apakah pacaran itu identik ama seneng-senengnya aja? Tunggu teman-teman. Hidup itu nggak seindah di FTV, tetapi aku bisa katakan JAUH LEBIH INDAH dari FTV. Manakala FTV memperlihatkan begitu mudahnya perjuangan seorang cowok mendapatkan cinta seorang cewek, kita sudah tahu kok endingnya. Tetapi ketika hal itu dibawa ke dunia nyata, it’s totally different.

Tetapi kalau kita merenungkan kembali nih, kenapa kok aku bisa bilang bahwa hidup ini jauh lebih indah dari FTV? Karena ternyata memang ending dari cerita cinta kita tidak jelas dari sudut pandang manusia. Ketika kita mulai pedekate dengan seseorang yang kita suka, ada kalanya kita mendapatkan respon yang positif, tetapi nggak jarang juga kita nggak direspons (Sakitnya tu disini, prens… percaya deh). Tetapi dibalik duka yang bertubi-tubi itu, ada sukacita yang begitu besar yang sudah Tuhan persiapkan. Percayalah bahwa Ia sedang menyusun sebuah lagu yang begitu indah, dalam sebuah simfoni kisah cinta antara dua insan yang mau belajar untuk hidup di dalam Dia.

Okey aku akan coba berikan beberapa prinsip berpacaran. Artikel ini merupakan sharing aja. Artinya ini bukan sebuah hal yang ‘saklek’ harus kita jalankan. Tetapi harapannya ada sisi positif yang teman-teman bisa ambil.

1.     Fokus Pada Allah
Aku rasa ini adalah prinsip pertama dari segala hal yang kita lakukan. Yep, first of all, kalau mau memulai sebuah hubungan kita perlu mulai dengan mencintai Allah di dalam hidup kita. Okey, mungkin sebagian gak setuju dengan prinsip ini, karena kayaknya terlalu rohani banget. Tetapi begini, teman, dengan kita belajar untuk menikmati hubungan kita dengan Allah, kita menjadi pribadi yang gak banyak menuntut pasangan kita untuk melakukan sesuatu. Dasar dari prinsip lain ini adalah kita belajar meletakkan Allah sebagai pengendali hubungan pacaran kita.

2.     Prinsip Kenosis
Kenosis berarti ‘merendahkan diri serendah-rendahnya’. Nah ini terkadang muncul manakala ada satu pihak yang lebih superior disbanding pihak lain di dalam suatu hubungan. Ada pihak yang merasa harus mengalah karena memang dia minder kepada pasangannya. Kalau berdasarkan pengalamanku juga, hal ini kadang perlu kita latih terus menerus. Kita perlu belajar untuk merendahkan diri kita. Contohnya adalah kita belajar untuk masuk ke dunianya. Artinya bahwa setiap pihak perlu belajar untuk salingf mengalah dan nggak ngotot. Nggak merasa superior atas hal-hal yang ia lakukan. Kenosis ini paling jelas ditunjukkan oleh Tuhan Yesus. Prinsip ini menjadi salah satu prinsip di dalam melayani pasangan kita.

3.     Jujur di Hadapan Pasangan
Napa kok aku bilang kita perlu prinsip nomor 1? Sebenarnya adalah ini. Waktu kita pacaran, ada kalanya kita belajar untuk menampilkan sesuatu yang baik di hadapan pacaran kita. Dulu aku berpikir bahwa aku akan memperbaiki kelakuanku setelah aku jadian. Tetapi ternyata hal itu merupakan gombalan dan kebohongan terbesar dari kaum pria. Nah prinsip nomor 1 membawa kita untuk belajar jujur terlebih dahulu di hadapan Tuhan. Mengakui bahwa pribadi kita ini lemah, sehingga kalau di hadapan kita Tuhan sudah menyediakan seseorang, itu semuanya anugrah! Itu adalah momen dimana kita belajar untuk saling belajar jujur dan terbuka di hadapan pasangan kita, sehingga nggak ada shock theraphy yang terlalu berlebihan saat nanti kita sudah menikah. Banyak orang yang menikah tanpa mengenal pasangannya terlebih dulu. Banyak yang langgeng juga karena mereka belajar menerima satu dengan yang lain. Alangkah baiknya kalau proses ini dapat kita lakukan saat kita pacaran.

4.     Bertumbuh di Dalam Tuhan
Kalau di dalam hubungan pacaran kita ternyata kita menjadi orang yang makin menyebalkan, segera deh evaluasi relasi kita. Hal ini tentu berawal dari PDKT. Ketika kita sedang dalam proses PDKT ternyata kita menjadi pribadi yang makin egois dan posesif, kita perlu mengevaluasi sebenarnya kita mencintai atau menafsui. Ketika kita memasuki relasi pacaran seharusnya masing-masing semakin bertumbuh di dalam Tuhan. Cara bertumbuhnya gimana? Hmm ada banyak sih. Salah satu contohnya adalah melakukan aktivitas bareng, kemudian melayani bersama. Ada banyak aktivitas positif yang bisa kita lakukan sebagai pasangan.

5.     Open Your Eyes!
Orang bilang ‘cinta itu buta’. Ya, saya melihat ada banyak orang yang akhirnya terperangkap di dalam suatu hubungan yang sebenarnya tidak mereka inginkan namun akhirnya mereka memaksakan diri untuk masuk ke hubungan itu. Ketika kita mulai proses PDKT kita perlu membuka mata kita dan juga telinga kita lebar-lebar. Jangan pernah mengkompromikan hal-hal yang kita nggak sukai dari calon pasangan kita. Belajar untuk melihat kekurangan dan belajar terbuka dengan calon pasangan ketika dia melakukan hal yang nggak bener. Hal ini sebenarnya akan sangat berkaitan dengan prinsip nomor 3 dan 4.

6.     Love is something worth waiting & fighting for
Cinta itu menuntut suatu penantian dan pengorbanan. Okey dalam artian penantian, kita perlu belajar untuk menunggu. Menunggu apa? Menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan, menunggu jawaban yang berasal dari Tuhan yang merupakan hasil pergumula. Lalu mengapa harus belajar untuk fighting for? Yup kita perlu belajar untuk memperjuangkan cinta. Artinya kita belajar untuk berkorban, belajar untuk mengutamakan pasangan kita, belajar untuk menyesuaikan diri dengan dia, dan terus belajar untuk mengerjakan bagian kita di dalam membangun suatu relasi.


Cinta itu seperti maut, demikianlah penulis Kidung Agung menuliskannya. Mengapa seperti maut? Karena cinta pasti akan datang. Manakala cinta itu datang, cinta itu tidak mungkin dapat ditolak. Tidak ada hal yang dapat menahan cinta. Sadarlah bahwa maut bagi orang Kristen adalah sesuatu yang menyenangkan. Lho? Itulah yang Paulus katakan bahwa ‘mati adalah keuntungan’, karena ia bertemu dengan Kristus. Nah pacaran di dalam Tuhan adalah sebuah cinta yang didasari di dalam cinta akan Kristus. Ketika cinta itu sudah didasari pada kasih Allah di dalam hidup kita, maka kita akan mendapatkan sebuah kebahagiaan sejati di dalam Dia. Pacaran di dalam kekudusanNya. Pacaran di dalam suatu kesadaran bahwa cinta itu berasal dari Dia dan akhirnya hubungan kita adalah untuk memuliakanNya.

No comments:

Post a Comment