Kasih karunia dan penyertaan Tuhan senantiasa ada di
dalam kehidupan orang percaya. Kita percaya itu bukan? Nah hari ini kita coba
lihat sebuah kitab yang jarang kita sentuh, bahkan mungkin jarang menjadi
perbincangan. Sebuah kitab yang merupakan surat Paulus yang ditujukan kepada
sebuah jemaat tetapi kepada seseorang / pribadi. Surat ini kalau dilihat
memiliki suatu nilai teologis yang sangat mendalam.
Surat Paulus kepada Filemon merupakan surat yang pendek.
Total hanya 25 ayat dan LAI membaginya menjadi 3 bagian. Salam pembuka,
kemudian isi dan selanjutnya adalah salam penutup. Memang berbeda dengan kitab
Roma yang memiliki nilai teologis dan sangat sulit untuk dipahami, kitab
Filemon ini memiliki kekhasannya sendiri. Tetapi di kitab ini juga tergambar
sebuah nilai teologis Kristen yang dalam, tentang bagaimana kasih karunia Allah
di dalam kehidupan orang percaya
Mengenal Filemon dan Onesimus
Ada 3 tokoh di dalam kitab ini kalau kita perhatikan. Tentu
yang pertama adalah Paulus, sebagai penulis kitab. Tetapi yang mungkin jarang
kita perhatikan dan kita telaah adalah Onesimus dan Filemon. Filemon adalah
seorang kaya dan terpandang, merupakan rekan sekerja dari Paulus. Oya, Paulus
mengidentifikasikan dirinya sebagai orang yang terpenjara, yang berarti dia
menuliskan surat ini di dalam penjara.
Onesimus diidentifikasikan sebagai seseorang yang kabur
dari Filemon. Onesimus adalah seorang hamba dari Filemon. Ia kabur dari tuannya
karena kesalahan yang tidak diketahui. Tetapi pastinya kalau ia sampai kabur
berarti ia melakukan suatu kesalahan yang cukup fatal. Penjara menjadi tempat
dimana Onesimus bernaung dan akhirnya bertemu dengan Paulus.
Oke setidaknya kita punya gambaran mengenai ketiga tokoh
yang ada di dalam kitab ini.
Makna Tuan dan Hamba
Hamba di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru
memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada yang kita kenal saat ini sebagai
pembantu. Pengertian hamba adalah orang-orang yang bahkan gak punya kehidupan
sendiri. Maksudnya mereka dianggap sebagai properti oleh tuannya. Jadi dia sama
sekali gak punya hak untuk melawan, hak cuti, kesamarataan hakikat sebagai
manusia pun tidak ada. Jadi bisa dibayangkan kondisinya.
Onesimus yang tidak memiliki apapun, kabur dari Filemon,
yang sepenuhnya adalah miliknya. Coba bayangkan seperti ini. Kita punya
smartphone, yang mana kita udah beli. Artinya smartphone tersebut seharusnya
adalah 100% milik kita, kemudian tiba-tiba tanpa seijin kita, smartphone
tersebut tiba-tiba mengambil foto kita, mengirimkan pesan kepada orang-orang
yang bahkan tidak kita kenal, dan sebagainya. Kalau sebagai pemilik smartphone
tersebut mungkin sudah kita musnahkan.
Konteks seperti itulah yang sedang kita pahami, dan
Filemon wajar banget kalau dia bertemu Onesimus kemudian dia marah.
Jaminan oleh Paulus
Kehidupan Onesimus dibalikkan 180 derajat ketika ia
bertemu dengan Paulus yang bersedia menjamin kehidupannya bahkan membayar semua
hutang kesalahan yang ia lakukan kepada Filemon. Terlepas dari apapun yang
dilakukan oleh Onesimus di dalam penjara (tidak dicatat apakah ia melayani
sedemikian rupa sehingga bahkan Paulus pun berani menjaminnya) ia menunjukkan
bahwa ia adalah seseorang yang kredibel.
Bahkan seorang yang dihormati selevel Paulus pun berani menjaminkan
segala sesuatunya bagi Onesimus. Bukankah ini semata-mata merupakan kasih
karunia? Seseorang yang bahkan kehilangan hak hidupnya dan kabur, sudah
selayaknya ia dihukum berat. Namun semua itu berbalik!
Memaknai Kasih Karunia Allah
Inilah gambaran kehidupan Onesimus, dan bukankah ini yang
menjadi fase kehidupan manusia? Pada titik pertama (paling kiri) adalah ketika Onesimus
lahir, dan entah karena suatu sebab ia menjadi hamba dari Filemon. Kemudian
titik ketiga adalah ketika Onesimus kabur dari Filemon. Ini adalah titik
terendah di dalam kehidupan Onesimus, dan ini adalah lambang dimana manusia
jatuh di dalam dosa. Kemudian Paulus rela menjaminkan hidupnya bagi Onesimus
adalah gambaran Kristus yang rela menebus dosa dunia melalui salib-Nya.
Jadi bisa dirangkum dalam tabel berikut
Fase
|
Surat Filemon
|
Karya Keselamatan
|
Penciptaan
|
Onesimus lahir
|
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah
|
Kejatuhan
|
Onesimus kabur dari Filemon
|
Manusia jatuh dalam dosa
|
Penebusan
|
Paulus menjamin Onesimus
|
Kristus menebus manusia melalui pengorbananNya di kayu
salib
|
Penggenapan
|
Onesimus menjadi rekan sekerja Filemon
|
Kita menjadi rekan sekerja Allah
|
Mensyukuri AnugrahNya, Menjalani RancanganNya
Kehidupan Onesimus diberitakan melalui berbagai fakta
sejarah bahwa pada akhirnya ia menjadi seorang uskup. Ia belajar untuk
memanfaatkan kesempatan yang diberikan Paulus untuk dapat melayani di dalam
sebuah jemaat dan kepercayaan itu tidak pernah ia sia-siakan.
Ketika Tuhan sudah menebus kita, maka setiap kita
dimampukan untuk melakukan yang baik. Efesus 2:10, bahwasanya setiap kita
senantiasa diperlengkapi untuk melakukan perbuatan baik yang telah dipersiapkan
oleh Allah di dalam setiap langkah hidup kita. Ia mau supaya kita dapat
menghidupi keselamatan itu sebagaimana Kristus telah menebus kita untuk menjadi
pribadi yang semakin hari semakin bertumbuh di dalam Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya
Kuasa kebangkitan-Nya memberdayakan kehidupan kita
sehingga kita menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang punya tujuan hidup untuk
memuliakan Tuhan, dan semuanya di atas kesadaran akan rasa syukur kita atas
setiap anugrah yang sudah Tuhan berikan.
Tuhan memanggil kita untuk senantiasa memberdayakan
setiap hal yang Ia tempatkan dalam kehidupan kita. Bagaimana respons kita?
Soli Deo Gloria