Total Pageviews

Sunday, February 9, 2014

Eksposisi Kolose 1:15-23 - Keutamaan Kristus

Pembukaan surat ini melanjutkan dari sebelumnya, yakni mengenai keutamaan Kristus di dalam hidup orang percaya. Secara gamblang dan lugas Paulus mencoba menjelaskan di ayat 16 tentang siapakah Allah itu. Ia menuliskan bahwa Allah ialah Allah tidak kelihatan. Ini menjadi suatu pemikiran yang cukup abstrak bagi orang-orang yang mencoba untuk mengerti tentang Allah. Karena Allah ialah entitas yang tidak kelihatan bukan berarti bahwa Dia tidak ada. Paulus melanjutkan bahwa Allah lebih utama dari segala yang diciptakan. Ini menjadi suatu doktrin gereja yang sangat jelas. Melalui Yesus Kristus, Allah yang tidak kelihatan itu menjadikan diriNya terlihat oleh manusia. Tetapi sekalipun begitu, Allah tetap ialah yang lebih utama daripada segala sesuatu yang diciptakan, yang berarti bahwa Dia berdaulat penuh atas ciptaan.

Paulus menuliskan hal yang menarik di ayat 16, yakni segala sesuatu yang ada di dunia ini disebabkan oleh Allah (prime cause). Kalau kita lihat kembali ayat ini, bahkan dapat dilihat bahwa Allah mengatur segala hal baik yang besar maupun yang kecil. Tetapi menarik sekali di akhir ayat ini dituliskan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ini berarti bahwa tindakan apapun yang kita kerjakan sebenarnya sudah didaulat oleh Allah. Di dalam kedaulatanNya, Allah mengatur dunia ini sampai kepada level yang paling detail sekalipun.

Ayat-ayat selanjutnya mencoba untuk menjelaskan mengapa Kristus ialah yang terutama. Ayat 17 menjelaskan bahwa Kristus ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Paulus ingin menunjukkan bahwa Kristus ialah pencipta segala sesuatu, yang mana dipertegas dari ayat ini. Ketika sesuatu itu ‘ada’, maka harus ada sesuatu yang membuatnya ‘ada’ (hukum sebab akibat), dan Allah melampaui segala hukum itu. Ia tidak terikat atas hukum sebab akibat, karena Ia adalah yang paling utama (Yohanes 1:1 – Pada mulany adalah FIRMAN). Ia tidak membutuhkan penyebab.

Paulus melanjutkan suratnya dengan mencoba menjelaskan tentang hubungan Kristus dengan jemaat. Kristus ialah kepala tubuh, yang berarti bahwa Ia mengendalikan segala hal. Di kepala ada banyak organ tetapi yang paling signifikan disini ialah bahwa kepala memiliki otak. Kepala juga merupakan sumber kehidupan kita, dan kita disebut disini sebagai “tubuh”.

Jemaat Tuhan disebut Tubuh, yang berarti kita memiliki suatu peran yang harus dikerjakan di dunia ini. Allah yang mempimpin kita, seperti kepala dengan otak yang selalu membuat kita berpikir dan memampukan kita untuk melakukan sesuatu. Otak itu seharusnya menjadi hal yang utama karena melalui otak itulah kita dapat melakukan sesuatu.

Ia adalah yang sulung, yang pertama bangkit… ini menjadi salah satu status kita sebagai orang yang percaya. Ketika Paulus mencoba menuliskan hal ini melalui hikmat Roh Kudus, dengan penuh keyakinan ia berkata bahwa kita pun juga akan mengalami hal yang sama dengan Kristus, saat ia mati di kayu salib. Ada suatu janji kekekalan yang dituliskan disini.

Karena Kristus lebih dahulu mengalami semua hal yang dialami juga oleh manusia, kita boleh yakin dan percaya sebagai anak-anak Allah, kita juga akan mengalami kebangkitan tubuh (seperti yang disebutkan dalam Pengakuan Iman Rasuli). Ini juga membuatnya menjadi suatu entitas yang paling utama dalam segala sesuatu, dan kalau dikaitkan dengan kehidupan anak-anak Allah, yakni orang Kristen, ini berarti suatu pesan yang luar biasa bagi kita. Kita harus yakin bahwa ketika Allah bangkit dan naik ke sorga, kita pun juga akan mengalami hal yang sama.

Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Kristus, yang mana ini ditunjukkan di dalam injil, dan juga di surat Paulus kepada jemaat di Filipi. Pembahasan tentang kenosis ada di sini, yakni saat Allah mengambil rupa seorang hamba, sampai taat dan mati. Kalau kita melihat juga di ayat 20, lanjutannya ialah bahwa Ia mendamaikan segala sesuatu dengan diriNya. Ini berbicara tentang pendamaian seluruh umat manusia yang percaya kepadaNya di dalam pengorbanan Kristus.

Semuanya sudah diselesaikan oleh pelayanan Kristus, yang mana berakhir di dalam kemegahan salib. Kemegahan sekaligus kehinaan (itulah pandangan manusia). Kemegahan salib itu membuat kehidupan kita dapat diperdamaikan dengan Allah. Ialah sang mediator itu. Ialah yang membuat kita dapat kembali berkomunikasi dengan Allah. Melalui pengorbanan Kristus itulah hidup kita diperbarui, ada suatu relasi yang dipulihkan oleh Kristus.

Kalau kita lihat dari ayat ini, melihat tema utama dari ayat-ayat sebelumnya, kita dapat memahami bahwa melalui surat ini Paulus ingin menunjukkan mengenai begitu besarnya dan utamanya Kristus di dalam setiap karyaNya. Ada beberapa alasan, yakni karena Ia memang Allah. Kedua adalah karena melalui salibNya itulah kita dapat beroleh keselamatan – melalui iman. Pendamaian itu hanya dimungkinkan melalui adanya mediasi, karena tanpa Kristus, kita tidak dapat mengenal siapa Allah.

Ayat 21 dengan sangat jelas memperlihatkan adanya perubahan pola pikir di dalam kita mengenal Allah. Ketika kita mengenal Allah, ada suatu perubahan mendasar, yakni adanya suatu perubahan dari apa yang dianggap oleh diri kita sendiri sebagai suatu kebobrokan, kini menjadi sesuatu yang mulia. Apa maksudnya? Ketika kita mulai mengenal Allah, seharusnya segala hal lain yang menjadi utama di dalam hidup kita sudah meaningless. Hidup yang bermakna ketika kita mengenal Kristus ialah hidup yang berpusat kepada kasih Allah – yang berarti bahwa seluruh hidup kita ialah milikNya.

Perubahan pola pikir tadi akan mempengaruhi tindakan kita terhadap apa yang akan kita perbuat terhadap Allah. Ketika ada perubahan pola pikir, hal yang terjadi ialah kita dimungkinkan untuk berbuat seturut dengan kehendak Allah. Tentunya sesuatu yang benar di hadapan Allah, sesuai dengan standarnya. Motivasi kita di dalam melakukan sesuatu akan mengalami perubahan – dari yang tadinya berpusat kepada kebanggaan diri, menjadi suatu persembahan yang kudus dan berkenan di hadapanNya.

Dampak dari pengorbanan Kristus di kayu salib dapat dilihat pada ayat selanjutnya. Paulus menuliskan bahwa ada suatu pendamaian melalui kematian Kristus. Mengapa Kristus mati? Karena ini konsisten dengan apa yang disebutkan bahwa upah dosa ialah maut. Melalui mediator kita – yakni Kristus, kita mendapatkan sebuah privilege. Melalui pengorbananNya kita dikuduskan di hadapan Allah. Pengudusan hidup melalui kasih Kristus ini menjadi suatu langkah awal dari kelahiran baru.

Paulus menuliskan ada suatu proses pengudusan yang sedang dikerjakan Tuhan atas kehidupan kita. Melalui salib, Paulus menyebutkan, bahwa kita tak bercela dan kudus, dan tak bercacat di hadapan Allah. Ini menjadi satu kabar baik bagi kita. Ya, itulah kekuatan dari salib. Itulah anugrah yang dipersiapkan Allah bagi kita bukan? Dosa yang membuat kita seharusnya menerima upah yakni maut, sekarang telah dihapuskan oleh darahNya yang kudus. Ialah korban sempurna, korban penebusan dosa yang Allah sudah sediakan. Pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah seberapa besar kita memaknai keselamatan yang dikerjakan Allah ini?

Sebagai konklusi dari tema utama Paulus tentang keutamaan Kristus, ia menuliskan bahwa setiap kita harus bertekun di dalam iman. Ada suatu pengharapan yang sedang dan akan digenapi oleh Allah. Pengharapan itu tidaklah sia-sia. Pengharapan ini berasal dari injil yang daripada Allah. Ada suatu janji di dalam kita mengenal dan mengerti tentang keutamaan Kristus. Ketika Kristus mengubahkan hidup kita, kita perlu sadar bahwa pengharapan itulah yang nantinya akan menjadi nyata.

Iman itu akan membawa kita menjadi orang yang tahu dan sadar bahwa anugrah itu bukan hanya untuk kita menjadi orang-orang yang take it for granted. Melalui pemahaman akan kasih Kristus, seharusnya kita bisa berkata seperti Paulus bahwa hidup kita bukan milik kita sendiri, namun hidup kita ialah milik Kristus. Ketika Allah memilih kita, tidak akan pernah Ia meninggalkan kita. Tidak akan pernah Ia menjadi Bapa yang akhirnya menghancurkan hidup kita. Keteguhan kita akan iman kita pun sebenarnya juga berasal dari Dia sendiri.


Apa yang saat ini menjadi hal yang terutama di dalam kehidupan kita? Apakah kita menyadari bahwa kita ialah milikNya dan Ia adalah Allah kita? Kristus ialah yang terutama, dan hanya melalui Dialah, ada suatu hidup baru. Ada suatu pengharapan yang terus membentuk kehidupan kita menjadi semakin serupa denganNya.