Kalimat
yang aneh. Rasanya pasif sekali. Ucapan “Padaku Ada Sesuatu” bukankah juga bisa
dikatakan sebagai “Aku Punya Sesuatu”? Tunggu dulu, sobat. Ada berbagai
perbedaan yang begitu mendalam antara kedua kalimat ini. Sekalipun kita bukan
ahli linguistik, tapi yuk kita mencoba telaah lebih dalam lagi. Saya akan coba
uraikan melalui artikel ini.
Ketika
seseorang berkata “Padaku Ada Sesuatu”, ia menyadari betul kalau “sesuatu” itu
bukanlah miliknya. Loh? Iya betul, sesuatu itu ada pada dirinya, tetapi ia sama
sekali tidak punya hak milik atas sesuatu itu. Contohnya begini: ketika saya tiba-tiba
dititipkan sebuah mobil oleh orang tua saya, maka mobil itu bukan resmi milik
saya, tetapi milik orang tua saya. Mobil itu ada dalam kendali saya, tetapi
sewaktu-waktu orang tua berhak banget untuk mengambilnya kembali.
Sedangkan
ketika kita berkata bahwa “Aku Punya Sesuatu” maka implikasinya adalah kita
memiliki sendiri sesuatu itu. Kita memperjuangkan segala sesuatunya untuk
mendapatkannya. Jadi kita punya hak penuh atas sesuatu itu.
Bagaimana
dengan kehidupan keseharian kita? Kalimat mana yang kita pahami untuk menjalani
hidup keseharian kita? Bentar… Sejauh itukah? Iya, sobat. Sampai sejauh itulah
sebenarnya implikasi dari kedua kalimat ini. Khususnya tentang segala sesuatu
yang ada di dalam kehidupan kita. Ketika kita melihat kembali kehidupan kita,
kalimat mana yang kita pegang?
Seseorang
yang menggunakan prinsip hidup “Padaku Ada Sesuatu”, maka ia sadar betul bahwa
segala hal yang terjadi di dalam kehidupannya adalah bukan miliknya. Semuanya
adalah sesuatu yang sudah dianugrahkan di dalam kehidupannya. Kalau demikian
setiap tindakan yang ia kerjakan akan begitu berbeda dengan orang-orang
disekitarnya yang menganggap bahwa segala sesuatu adalah miliknya. Cara pandang
hidup ini bisa juga dikatakan sebagai cara pandang hidup adalah anugrah.
Ketika
memaknai cara hidup seperti ini, orang tersebut akan menikmati sekali hidupnya.
Ia akan begitu bertanggung jawab atas kehidupan yang dianugrahkan kepadanya. Ia
akan begitu menyadari bahwa ketika dia punya suatu bakat, semuanya itu adalah
anugrah. Lebih jauh lagi, keseluruhan hidupnya adalah untuk kemuliaan Sang
Empunya Hidup. SIapa? Ya Tuhan sendiri. Sampai segitunya? Iya donk. Artinya ia
sadar betul bahwa segala karya yang akan ia kerjakan adalah bagi kemuliaanNya,
dan segala hal yang terjadi di dalam hidupnya dapat ia nikmati. Entah ada
kejadian yang buruk, ataukah kejadian yang begitu baik, semuanya terjadi karena
ANUGRAH. Poin nya disitu.
Bagaimana
dengan cara pandang “Aku punya sesuatu”? Berkebalikan sekali dengan cara
pandang yang pertama. Ketika cara pandang kita adalah “Aku Punya Sesuatu”, itu
berarti bahwa segala hal yang kita dapatkan adalah milik kita sendiri. Kita ngga
akan mau membaginya, tetapi justru mengumpulkan lebih banyak dan lebih banyak
lagi. Semuanya adalah tentang aku. Hidup ini pusatnya adalah aku, dan segalanya
kalau bisa aku kuasai semua.
Memaknai
kehidupan seperti ini membentuk kita menjadi seorang pribadi yang begitu
egoistis. Alih-alih kita perhatikan orang lain, buat diri sendiri saja, kita
tidak akan pernah merasa cukup. Kehilangan satu sen saja rasanya akan menjadi
suatu kerugian yang begitu besar karena kita menganggap bahwa segalanya adalah
milik kita.
Cara
pandang hidup yang pertama akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh
kemenangan di dalam Tuhan. Pembentukan karakter untuk dapat berbagi dan menjadi
berkat bagi orang lain – menjadi pribadi yang altruis dan mampu menjadi pribadi
yang solider dan memahami kebutuhan orang lain. Fokus hidup kita adalah kepada
Tuhan yang memberikan anugrah. Menyadari bahwa segalanya boleh terjadi, boleh
kita miliki, adalah karena Allah. Semuanya adalah karena anugrahNya. Manis sekali
kehidupan semacam ini. Menjadi roti yang terpecah dan anggur yang tercurah.
Hidup adalah tentang Tuhan, everything is about His Glory!
Memang
bukan jaminan bahwa kita akan hidup senang, tanpa masalah, tetapi hidup yang
kita jalani di dalam anugrah adalah ketika Tuhan memberikan suatu paradigma
baru. Ketika masalah datang, semuanya adalah proses dari Tuhan. Ketika ada hal
yang diberikan Tuhan, semuanya adalah untuk kita bagikan kepada orang lain.
Ketika kita punya sebuah talenta khusus, itu adalah anugrah yang Tuhan berikan
untuk kita dapat memperkenalkan Allah yang bekerja atas kehidupan kita.
Jadi
bagaimana kita mau menjalani hidup ini? Pilihan ada di tangan setiap kita.
Soli
Deo Gloria
No comments:
Post a Comment