Total Pageviews

Monday, April 20, 2015

Padaku Ada Sesuatu

Kalimat yang aneh. Rasanya pasif sekali. Ucapan “Padaku Ada Sesuatu” bukankah juga bisa dikatakan sebagai “Aku Punya Sesuatu”? Tunggu dulu, sobat. Ada berbagai perbedaan yang begitu mendalam antara kedua kalimat ini. Sekalipun kita bukan ahli linguistik, tapi yuk kita mencoba telaah lebih dalam lagi. Saya akan coba uraikan melalui artikel ini.

Ketika seseorang berkata “Padaku Ada Sesuatu”, ia menyadari betul kalau “sesuatu” itu bukanlah miliknya. Loh? Iya betul, sesuatu itu ada pada dirinya, tetapi ia sama sekali tidak punya hak milik atas sesuatu itu. Contohnya begini: ketika saya tiba-tiba dititipkan sebuah mobil oleh orang tua saya, maka mobil itu bukan resmi milik saya, tetapi milik orang tua saya. Mobil itu ada dalam kendali saya, tetapi sewaktu-waktu orang tua berhak banget untuk mengambilnya kembali.

Sedangkan ketika kita berkata bahwa “Aku Punya Sesuatu” maka implikasinya adalah kita memiliki sendiri sesuatu itu. Kita memperjuangkan segala sesuatunya untuk mendapatkannya. Jadi kita punya hak penuh atas sesuatu itu.

Bagaimana dengan kehidupan keseharian kita? Kalimat mana yang kita pahami untuk menjalani hidup keseharian kita? Bentar… Sejauh itukah? Iya, sobat. Sampai sejauh itulah sebenarnya implikasi dari kedua kalimat ini. Khususnya tentang segala sesuatu yang ada di dalam kehidupan kita. Ketika kita melihat kembali kehidupan kita, kalimat mana yang kita pegang?

Seseorang yang menggunakan prinsip hidup “Padaku Ada Sesuatu”, maka ia sadar betul bahwa segala hal yang terjadi di dalam kehidupannya adalah bukan miliknya. Semuanya adalah sesuatu yang sudah dianugrahkan di dalam kehidupannya. Kalau demikian setiap tindakan yang ia kerjakan akan begitu berbeda dengan orang-orang disekitarnya yang menganggap bahwa segala sesuatu adalah miliknya. Cara pandang hidup ini bisa juga dikatakan sebagai cara pandang hidup adalah anugrah.

Ketika memaknai cara hidup seperti ini, orang tersebut akan menikmati sekali hidupnya. Ia akan begitu bertanggung jawab atas kehidupan yang dianugrahkan kepadanya. Ia akan begitu menyadari bahwa ketika dia punya suatu bakat, semuanya itu adalah anugrah. Lebih jauh lagi, keseluruhan hidupnya adalah untuk kemuliaan Sang Empunya Hidup. SIapa? Ya Tuhan sendiri. Sampai segitunya? Iya donk. Artinya ia sadar betul bahwa segala karya yang akan ia kerjakan adalah bagi kemuliaanNya, dan segala hal yang terjadi di dalam hidupnya dapat ia nikmati. Entah ada kejadian yang buruk, ataukah kejadian yang begitu baik, semuanya terjadi karena ANUGRAH. Poin nya disitu.

Bagaimana dengan cara pandang “Aku punya sesuatu”? Berkebalikan sekali dengan cara pandang yang pertama. Ketika cara pandang kita adalah “Aku Punya Sesuatu”, itu berarti bahwa segala hal yang kita dapatkan adalah milik kita sendiri. Kita ngga akan mau membaginya, tetapi justru mengumpulkan lebih banyak dan lebih banyak lagi. Semuanya adalah tentang aku. Hidup ini pusatnya adalah aku, dan segalanya kalau bisa aku kuasai semua.

Memaknai kehidupan seperti ini membentuk kita menjadi seorang pribadi yang begitu egoistis. Alih-alih kita perhatikan orang lain, buat diri sendiri saja, kita tidak akan pernah merasa cukup. Kehilangan satu sen saja rasanya akan menjadi suatu kerugian yang begitu besar karena kita menganggap bahwa segalanya adalah milik kita.

Cara pandang hidup yang pertama akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh kemenangan di dalam Tuhan. Pembentukan karakter untuk dapat berbagi dan menjadi berkat bagi orang lain – menjadi pribadi yang altruis dan mampu menjadi pribadi yang solider dan memahami kebutuhan orang lain. Fokus hidup kita adalah kepada Tuhan yang memberikan anugrah. Menyadari bahwa segalanya boleh terjadi, boleh kita miliki, adalah karena Allah. Semuanya adalah karena anugrahNya. Manis sekali kehidupan semacam ini. Menjadi roti yang terpecah dan anggur yang tercurah. Hidup adalah tentang Tuhan, everything is about His Glory!

Memang bukan jaminan bahwa kita akan hidup senang, tanpa masalah, tetapi hidup yang kita jalani di dalam anugrah adalah ketika Tuhan memberikan suatu paradigma baru. Ketika masalah datang, semuanya adalah proses dari Tuhan. Ketika ada hal yang diberikan Tuhan, semuanya adalah untuk kita bagikan kepada orang lain. Ketika kita punya sebuah talenta khusus, itu adalah anugrah yang Tuhan berikan untuk kita dapat memperkenalkan Allah yang bekerja atas kehidupan kita.

Jadi bagaimana kita mau menjalani hidup ini? Pilihan ada di tangan setiap kita.


Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment