Pengantar
Setiap kali kita diminta untuk terlibat dalam sebuah
pelayanan, ada alasan klasik yang kita sampaikan kepada orang yang menawarkan
pelayanan itu. “ah, aku mah apa atuh?”, atau “sorry, aku gak mampu”, setidaknya
itulah statement yang kita berikan untuk “menolak secara halus” pelayanan
tersebut. Kita terjebak di dalam sebuah kondisi ‘merasa tidak mampu’ atau inferior complex. Seolah kita ini
bukanlah siapa-siapa.
Melalui artikel ini, mari kita lihat sedikit dari
orang-orang yang Tuhan percayakan untuk melayani Dia dalam pelayanan selama 3,5
tahun. Kita akan melihat beberapa ciri khas panggilan Tuhan, dan bagaimana
tanggapan dari orang-orang yang ada di sekitar-Nya.
Sekumpulan Orang Biasa yang Signifikan
Kita percaya bahwa ketika alkitab dituliskan, setiap ayat
yang dituliskan merupakan ilham dari Allah. Semuanya ada maksudnya. Semuanya signifikan
untuk dapat kita baca dan kita renungkan, dan ini juga tertulis dalam 2 Tim
3:16
Segala tulisan yang diilhamkan
Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Berdasarkan ayat di atas mari kita baca dari kitab Matius
Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang
disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes
saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus
anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati
Dia.
(Mat 10:2-4)
Mari kita lihat kisah hidup orang-orang yang mengikut
Yesus. Petrus, kita tahu sendiri bahwa dia adalah seorang nelayan, bersama
dengan saudaranya Andreas. Kita ingat pula keduanya punya karakter yang begitu
berbeda. Petrus dengan emosi yang menggebu-gebu, sebaliknya Andreas merupakan
seseorang yang cenderung rendah hati.
Yakobus dan Yohanes, kita bisa mengetahui kisah hidup
mereka, motif mereka mengikut Yesus. Keduanya merupakan orang-orang yang
mencari kekuasaan, dan ini diwujudkan di dalam ucapan ibu mereka yang meminta
mereka duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus.
Filipus merupakan orang yang cukup kritis. Injil Yohanes
menunjukkan keingintahuan Filipus mengenai pribadi Yesus dan pribadi Bapa.
Tomas, kita tahu sendiri bahwa dia adalah seorang peragu. Simon orang Zelot dan
Matius pemungut cukai, apa yang terjadi ketika Yesus tidak ada di samping
mereka? Mungkin mereka akan saling bermusuhan. Kaum zelot merupakan kaum yang
ingin memerdekakan Israel, sedangkan Matius merupakan pemungut cukai yang pro
terhadap penjajah.
Yudas, kita tahu sendiri bahwa ia adalah seorang yang
disebut “curang” di antara para rasul, dan sudah disebutkan bahwa ia akan
mengkhianati Yesus.
Inisiatif Panggilan Berasal dari Allah
Tidak ada seseorang yang terlalu hina untuk mengerjakan
pekerjaan Allah manakala Tuhan sudah memanggil orang itu untuk melayani Dia. Kalau
kita baca semua bagian alkitab, kita melihat bahwa semua orang yang Tuhan
pakai, inisiatif pekerjaan itu berasal dari Tuhan. Selalu ada momen di mana ada
perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Ketika perjumpaan itu terjadi, ada momen
dimana Allah memberikan sebuah “kepercayaan” yang boleh di bilang tidak pantas
untuk kita dapatkan.
Tetapi kalau kita melihat lebih jauh lagi, di tengah
ketidaklayakan itu toh Tuhan masih mau pakai kita yang serba tidak sempurna
ini. Bukankah itu cukup? Bukankah panggilan Tuhan yang melayakkan kita itu
cukup sebagai dasar untuk kita dapat melayani Tuhan dengan sepenuh hati kita,
berusaha melayani Dia dengan cinta kasih yang juga berasal dari Dia?
Inferior Complex
Nah kalau kita lihat, mengapa sih kita menjadi pribadi
yang minder? Apakah sebenarnya kita minder, atau kita sebenarnya malas untuk
melayani Tuhan? Ketika kita beralasan bahwa kita tidak mampu untuk melayani di
bidang A, atau bidang B, dan seterusnya, apakah betul kita benar-benar tidak
dapat mengerjakannya?
Mari kita periksa jauh ke dalam diri kita, sebenarnya apa
yang membuat kita menjadi inferior? Mengapa kita tidak yakin bahwa kita dapat
menjadi seperti si X yang suaranya begitu merdu? Atau si Y yang pandai
memainkan alat musik, atau si Z yang begitu pandai dalam mengorganisir suatu
acara tertentu. Tunggu sebentar! Pertanyaannya adalah: mengapa kita
membandingkan diri kita dengan orang lain manakala kita ingin melayani Tuhan?
Itulah sebenarnya pertanyaan yang harus kita ajukan dulu kepada diri kita.
Coba bayangkan kalau Tuhan membandingkan antara Musa dan
Elia. Antara Daud dengan Abraham. Antara Petrus dengan Filipus. Antara Paulus
dengan Barnabas. Antara Salomo dengan … (coba tulis begitu banyak tokoh alkitab
yang kita dapat perbandingkan) nah kalau kita berhenti pada perbandingan kita
dengan orang lain [atau lebih tepatnya, panggilan Allah berpola demikian] maka
sebenarnya tidak ada satupun orang yang layak untuk melayani Dia.
Diperlengkapi Untuk Sebuah Misi
Setiap kita punya peran yang Tuhan percayakan dalam hidup
kita. Setiap manusia punya panggilan unik di dalam hidupnya untuk dapat
dikerjakan semaksimal mungkin sesuai dengan talenta yang Tuhan berikan di dalam
kehidupan manusia. Berkaitan dengan hal ini, selalu ada keunikan yang kita
miliki satu dengan yang lain.
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan
kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk
ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang
dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta;
usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu
berikanlah pula dengan cuma-cuma.
(Mat 10:5-8)
Diperlengkapi
untuk sebuah misi berarti kita menyadari bahwa segala hal yang Tuhan kerjakan
di dalam diri setiap kita merupakan anugrah. Ayat di atas memperlihatkan bahwa
Yesus tidak hanya mengutus kita, tetapi juga memperlengkapi kita dengan kuasa.
Ini juga yang Tuhan deklarasikan di dalam amanat agung, yaitu pada Matius 28
Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit
yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka
menyembah-Nya, tetapi beberapa orang
ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman."
(Mat 28:16-20)
Ayat ini
juga menunjukkan sebuah keraguan, bahkan setelah para murid ini melihat
kebangkitan Yesus. Inilah orang-orang yang dipakai oleh Tuhan untuk menyebarkan
injil ke seluruh dunia!
Penutup
Di tengah
keraguan kita di dalam menjalani panggilan Allah, sepenuhnya kita perlu percaya
bahwa ketika Allah sudah mengutus kita, maka hal itu tidak berhenti sampai
dengan pengutusan, tetapi ada janji penyertaan. Oleh karena itu, apa yang
membuat kita ragu di dalam melayani Tuhan? Marilah ketika Tuhan mengutus kita,
siap sedialah kita menjawab “ini aku, utuslah Tuhan!”
Soli Deo Gloria