Pendahuluan
Berkat… eh itulah yang selalu kita cari di dalam
kehidupan kita. Ketika kita berkuliah, kemudian bekerja, semuanya adalah
semata-mata untuk menikmati berkat yang Tuhan sediakan bukan? Ada banyak banget
berkat Tuhan dalam hidup kita. Item berkat itu buanyak banget, yang mungkin
bisa kita sebut satu per satu. Apalagi kalau kita belajar lihat selama setahun
yang lalu. Entah itu kenaikan jabatan, kenaikan kelas, uang dalam jumlah
tertentu, kenaikan gaji, bonus akhir tahun, dan sebagainya.
Memaknai Berkat
Berkat itu apa sih sebenernya? Kalau berdasarkan
pendahuluan di atas berkat itu kok sepertinya berkaitan banget sama kemakmuran
kita yah? Pokoknya sesuatu yang membuat kita happy. Mari kita lihat lebih jauh bahwa ternyata berkat itu jauh
lebih besar dan lebih tidak terlihat daripada hal-hal itu. Di setiap momen
pengutusan di akhir ibadah, biasanya akan dibacakan ucapan berkat seperti
demikian:
Bilangan
6:24-26
(24) TUHAN memberkati engkau dan melindungi
engkau;
(25) TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya
dan memberi engkau kasih karunia;
(26) TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan
memberi engkau damai sejahtera.
Kalau kita lihat dari ayat di atas, tidak ada kalimat
Tuhan memberkati engkau dengan banyak uang, atau Tuhan memberkati engkau dengan
pasangan hidup. Bukan itu! Tuhan menjanjikan bahwa Ia akan menghadapkan
wajah-Nya dan memberi damai sejahtera.
Lebih Dari Yang
Dilihat Mata
Yes, berkat yang dirasakan oleh bangsa Israel pada masa
itu adalah penyertaan Tuhan yang luar biasa. Sekalipun kalau kita baca kitab
Keluaran sampai dengan Ulangan, kita akan melihat betapa tidak bersyukurnya
bangsa Israel atas keluarnya mereka dari tanah Mesir. Mereka gagal paham akan
rencana Tuhan dalam hidup mereka, mereka terus mengeluh dan sangat mudah untuk
tidak bersyukur. Padahal Tuhan hadir dalam kehidupan mereka lho. Tuhan yang
menuntun di dalam kehidupan mereka mulai dari awal sampai dengan akhir. Seakan
mereka lupa akan begitu besarnya karya Allah mulai dari peristiwa Laut Merah,
penyertaan TUHAN melalui tiang awan dan tiang api, roti manna yang turun dari
sorga, dan sebagainya.
Kalau kita melihat dari peristiwa eksodus bangsa Israel
dari Mesir, kita akan melihat bahwa bangsa Israel diperlengkapi dengan begitu
banyak berkat yang Tuhan berikan. Tetapi di dalam kecukupan berkat Tuhan itu
ternyata mereka gagal untuk memaknainya. Mereka malah ingin kembali ke tanah
Mesir, mereka terus menerus meminta lebih dan lebih lagi.
Refleksi inilah yang perlu kita jalani di awal tahun 2018
ini. Layaknya perjalanan hidup bangsa Israel, kita pun hidup di tengah padang
gurun. Sebuah tempat yang tidak menentu, sama seperti kehidupan di bumi yang
sifatnya hanya sementara ini.
Melihat ke
Belakang
Sebelum kita maju kedepan menjalani hari di tahun 2018,
mari kita melihat kehidupan kita di tahun 2017 yang lalu. Tentu di tahun 2017
ada banyak peristiwa yang kita alami, dan kita melihat setidaknya bisa
diklasifikasikan menjadi 2 peristiwa: peristiwa yang baik dan peristiwa yang
buruk. Hal ini senantiasa menjadi sebuah kesempatan buat kita merenungkan
berbagai hal yang sudah terjadi. Kita melihat bahwa bahkan kehidupan kita
sebagai orang percaya pun tidak lepas dari hal-hal buruk yang senantiasa
menimpa kita. Mungkin kematian, kehilangan pekerjaan, berpisah dengan orang
tua, harus meninggalkan hal-hal yang membuat kita nyaman, dan sebagainya.
Hal ini membuat kita menyadari bahwa ternyata sebagai
orang percaya pun kita mengalami hal-hal yang buruk. Hal ini mungkin akan
membawa pertanyaan berikutnya: mana berkat yang Tuhan janjikan untuk senantiasa
kita alami itu? Benarkah Tuhan memberikan berkat di dalam setiap pergumulan
yang kita hadapi?
Penyertaan-Nya
Sempurna
Ketika Tuhan menyertai setiap kita, ada kalanya kita
gagal paham terhadap penyertaan-Nya itu. Ketika Tuhan justru memberikan
berbagai pergumulan dalam hidup, dan kita merasa bahwa jawaban-Nya berbeda
dengan apa yang kita bayangkan.
Kita melihat kisah hidup Nabi Elia, setelah melakukan
pembantaian terhadap nabi-nabi Baal, dia dikejar oleh Izebel, dia kabur dan
pada akhirnya ia diberikan roti bakar oleh Tuhan. Bukan suatu hal yang mungkin
ia bayangkan sebelumnya.
Kita tentu memahami berita alkitab tentang Daud. Ia
adalah raja terpilih Israel, yang diurapi. Tetapi kenyataan apa yang ia
dapatkan? Ia dikejar-kejar sebelum menjadi raja. Dimanakah penyertaan Tuhan
dalam kehidupan Daud?
Itulah sebagian contoh kisah hidup orang-orang yang
diberitakan oleh alkitab. Kita melihat bahwa ternyata berjalan bersama Tuhan
itu bukan berarti bahwa hidup kita akan berjalan mulus. Tetapi ketika Tuhan
telah memilih kita, satu hal yang Ia janjikan adalah damai sejahtera. Itu saja
cukup!
Damai sejahtera itu apa sih? Damai sejahtera harus kita
maknai sebagai kondisi hati dan pikiran kita. Damai sejahtera itu adalah ketika
kita belajar buat melihat karya Allah di dalam seluruh langkah kehidupan kita.
Entah itu suka maupun duka, penyertaan Tuhan merupakan sesuatu yang cukup.
Sebuah lagu memiliki lirik sebagai berikut:
Kristus adalah hadiah terbesar bagiku
Dia adalah segalanya yang kupuja
Sekarang tiada hal yang ada di dunia ini
yang dapat memuaskan aku
Melalui setiap pergumulan dalam hidup
Jiwaku akan memujikan
Tak akan aku berbalik karena
Aku sudah bebas dari ikatan dosa
Kristus cukup bagiku
Kristus cukup bagiku
Segalanya yang aku butuhkan
ada di dalam-Mu
Kristus adalah segalanya bagiku
Sukacita di dalam keselamatan yang aku terima
Dan pengharapan ini tidak akan pernah hilang:
Surga adalah rumahku
Di dalam setiap badai hidupku
Jiwaku akan memujikan
Yesus ada di sini
Kemuliaan adalah bagi Allah
Segala yang kita butuhkan ada di dalam Allah! Ya.
Segalanya! Pertanyaannya adalah, sudahkah kita menyadari bahwa satu-satunya
berkat adalah ketika kita mengenal Kristus dan menyadari akan kehadiran-Nya
dalam hidup kita? Itu bukan hal yang mudah, tetapi adalah hal yang membuat kita
sadar bahwa Kristus adalah raja atas kehidupan kita.
Menghadapi Tahun
2018
Tantangan baru menunggu di 2018. Berkat Tuhan pun sudah
siap pula untuk senantiasa menaungi. Sebuah lagu dari Fanny Crosby mengingatkan
kita untuk senantiasa melangkah di dalam kebaikan dan kesetiaan Tuhan
“SUKA DUKA DIPAKAI-NYA UNTUK KEBAIKANKU”
Yes, potongan lirik dari lagu “Di Jalanku Ku Diiring” ini
semoga dapat menjadi hal yang mengingatkan kita untuk menghadapi tahun baru
2018 ini dengan senantiasa berserah penuh kepadaNya. Semata-mata karena semua
hal yang terjadi dalam kehidupan kita dipakai oleh Tuhan untuk menjadi
kemuliaan bagi namaNya.
Soli Deo Gloria!
No comments:
Post a Comment