Total Pageviews

Thursday, January 4, 2018

Menyongsong Tahun Baru Penuh Pengharapan



Pendahuluan
Berkat… eh itulah yang selalu kita cari di dalam kehidupan kita. Ketika kita berkuliah, kemudian bekerja, semuanya adalah semata-mata untuk menikmati berkat yang Tuhan sediakan bukan? Ada banyak banget berkat Tuhan dalam hidup kita. Item berkat itu buanyak banget, yang mungkin bisa kita sebut satu per satu. Apalagi kalau kita belajar lihat selama setahun yang lalu. Entah itu kenaikan jabatan, kenaikan kelas, uang dalam jumlah tertentu, kenaikan gaji, bonus akhir tahun, dan sebagainya.

Memaknai Berkat
Berkat itu apa sih sebenernya? Kalau berdasarkan pendahuluan di atas berkat itu kok sepertinya berkaitan banget sama kemakmuran kita yah? Pokoknya sesuatu yang membuat kita happy. Mari kita lihat lebih jauh bahwa ternyata berkat itu jauh lebih besar dan lebih tidak terlihat daripada hal-hal itu. Di setiap momen pengutusan di akhir ibadah, biasanya akan dibacakan ucapan berkat seperti demikian:

Bilangan 6:24-26
(24) TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
(25) TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
(26) TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

Kalau kita lihat dari ayat di atas, tidak ada kalimat Tuhan memberkati engkau dengan banyak uang, atau Tuhan memberkati engkau dengan pasangan hidup. Bukan itu! Tuhan menjanjikan bahwa Ia akan menghadapkan wajah-Nya dan memberi damai sejahtera.

Lebih Dari Yang Dilihat Mata
Yes, berkat yang dirasakan oleh bangsa Israel pada masa itu adalah penyertaan Tuhan yang luar biasa. Sekalipun kalau kita baca kitab Keluaran sampai dengan Ulangan, kita akan melihat betapa tidak bersyukurnya bangsa Israel atas keluarnya mereka dari tanah Mesir. Mereka gagal paham akan rencana Tuhan dalam hidup mereka, mereka terus mengeluh dan sangat mudah untuk tidak bersyukur. Padahal Tuhan hadir dalam kehidupan mereka lho. Tuhan yang menuntun di dalam kehidupan mereka mulai dari awal sampai dengan akhir. Seakan mereka lupa akan begitu besarnya karya Allah mulai dari peristiwa Laut Merah, penyertaan TUHAN melalui tiang awan dan tiang api, roti manna yang turun dari sorga, dan sebagainya.

Kalau kita melihat dari peristiwa eksodus bangsa Israel dari Mesir, kita akan melihat bahwa bangsa Israel diperlengkapi dengan begitu banyak berkat yang Tuhan berikan. Tetapi di dalam kecukupan berkat Tuhan itu ternyata mereka gagal untuk memaknainya. Mereka malah ingin kembali ke tanah Mesir, mereka terus menerus meminta lebih dan lebih lagi.

Refleksi inilah yang perlu kita jalani di awal tahun 2018 ini. Layaknya perjalanan hidup bangsa Israel, kita pun hidup di tengah padang gurun. Sebuah tempat yang tidak menentu, sama seperti kehidupan di bumi yang sifatnya hanya sementara ini.

Melihat ke Belakang
Sebelum kita maju kedepan menjalani hari di tahun 2018, mari kita melihat kehidupan kita di tahun 2017 yang lalu. Tentu di tahun 2017 ada banyak peristiwa yang kita alami, dan kita melihat setidaknya bisa diklasifikasikan menjadi 2 peristiwa: peristiwa yang baik dan peristiwa yang buruk. Hal ini senantiasa menjadi sebuah kesempatan buat kita merenungkan berbagai hal yang sudah terjadi. Kita melihat bahwa bahkan kehidupan kita sebagai orang percaya pun tidak lepas dari hal-hal buruk yang senantiasa menimpa kita. Mungkin kematian, kehilangan pekerjaan, berpisah dengan orang tua, harus meninggalkan hal-hal yang membuat kita nyaman, dan sebagainya.

Hal ini membuat kita menyadari bahwa ternyata sebagai orang percaya pun kita mengalami hal-hal yang buruk. Hal ini mungkin akan membawa pertanyaan berikutnya: mana berkat yang Tuhan janjikan untuk senantiasa kita alami itu? Benarkah Tuhan memberikan berkat di dalam setiap pergumulan yang kita hadapi?

Penyertaan-Nya Sempurna
Ketika Tuhan menyertai setiap kita, ada kalanya kita gagal paham terhadap penyertaan-Nya itu. Ketika Tuhan justru memberikan berbagai pergumulan dalam hidup, dan kita merasa bahwa jawaban-Nya berbeda dengan apa yang kita bayangkan.

Kita melihat kisah hidup Nabi Elia, setelah melakukan pembantaian terhadap nabi-nabi Baal, dia dikejar oleh Izebel, dia kabur dan pada akhirnya ia diberikan roti bakar oleh Tuhan. Bukan suatu hal yang mungkin ia bayangkan sebelumnya.

Kita tentu memahami berita alkitab tentang Daud. Ia adalah raja terpilih Israel, yang diurapi. Tetapi kenyataan apa yang ia dapatkan? Ia dikejar-kejar sebelum menjadi raja. Dimanakah penyertaan Tuhan dalam kehidupan Daud?

Itulah sebagian contoh kisah hidup orang-orang yang diberitakan oleh alkitab. Kita melihat bahwa ternyata berjalan bersama Tuhan itu bukan berarti bahwa hidup kita akan berjalan mulus. Tetapi ketika Tuhan telah memilih kita, satu hal yang Ia janjikan adalah damai sejahtera. Itu saja cukup!

Damai sejahtera itu apa sih? Damai sejahtera harus kita maknai sebagai kondisi hati dan pikiran kita. Damai sejahtera itu adalah ketika kita belajar buat melihat karya Allah di dalam seluruh langkah kehidupan kita. Entah itu suka maupun duka, penyertaan Tuhan merupakan sesuatu yang cukup.

Sebuah lagu memiliki lirik sebagai berikut:

Kristus adalah hadiah terbesar bagiku
Dia adalah segalanya yang kupuja
Sekarang tiada hal yang ada di dunia ini
yang dapat memuaskan aku

Melalui setiap pergumulan dalam hidup
Jiwaku akan memujikan
Tak akan aku berbalik karena
Aku sudah bebas dari ikatan dosa

Kristus cukup bagiku
Kristus cukup bagiku
Segalanya yang aku butuhkan
ada di dalam-Mu

Kristus adalah segalanya bagiku
Sukacita di dalam keselamatan yang aku terima
Dan pengharapan ini tidak akan pernah hilang:
Surga adalah rumahku

Di dalam setiap badai hidupku
Jiwaku akan memujikan
Yesus ada di sini
Kemuliaan adalah bagi Allah

Segala yang kita butuhkan ada di dalam Allah! Ya. Segalanya! Pertanyaannya adalah, sudahkah kita menyadari bahwa satu-satunya berkat adalah ketika kita mengenal Kristus dan menyadari akan kehadiran-Nya dalam hidup kita? Itu bukan hal yang mudah, tetapi adalah hal yang membuat kita sadar bahwa Kristus adalah raja atas kehidupan kita.

Menghadapi Tahun 2018
Tantangan baru menunggu di 2018. Berkat Tuhan pun sudah siap pula untuk senantiasa menaungi. Sebuah lagu dari Fanny Crosby mengingatkan kita untuk senantiasa melangkah di dalam kebaikan dan kesetiaan Tuhan

“SUKA DUKA DIPAKAI-NYA UNTUK KEBAIKANKU”

Yes, potongan lirik dari lagu “Di Jalanku Ku Diiring” ini semoga dapat menjadi hal yang mengingatkan kita untuk menghadapi tahun baru 2018 ini dengan senantiasa berserah penuh kepadaNya. Semata-mata karena semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita dipakai oleh Tuhan untuk menjadi kemuliaan bagi namaNya.

Soli Deo Gloria!

No comments:

Post a Comment