Total Pageviews

Tuesday, April 19, 2016

Manusia Baru – Keadilan & Kasih Allah

Roma 3:25

Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.  Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Background
Iman, perbuatan, kebajikan, pengorbanan, perbuatan baik, semua itu terasa menjadi sebuah syarat yang mutlak di dalam syarat kita untuk mencapai surga. Seberapa baikkah diriku, seberapa indahkah kehidupanku jika dinilai oleh Dia? Sempat terbesit pertanyaan yang menjadi sebuah pergumulan, bahkan ketika sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Sempat muncul keraguan, ketakutan, tanpa adanya suatu kepastian akan keselamatan yang Tuhan beri.

Muncul pula pertanyaan, ketika kita sudah Lahir Baru, mengapa hidup kita sama sekali tidak ada perubahan? Bahwa ternyata setelah kita hidup baru, tidak ada sesuatu yang radikal yang terjadi atas kehidupan kita. Bukankah hal ini menjadi begitu unik? Tetap saja setelah kita dibaptis atau lahir baru, kita sama sekali bukan menjadi manusia baru. Beberapa sharing dari teman-teman saya malah menyebutkan bahwa setelah lahir baru, kehidupan mereka semakin hancur.

Pengamatan tersebut membawa saya (waktu itu) pada suatu kesimpulan, bahwa keselamatan menjadi sesuatu yang take it for granted. Benar sekali, keselamatan itu gratis. Artinya ketika kita sudah menerima Yesus, ya sudah itu sudah cukup.

Sebuah Kenangan Masa Lalu
Memandang ke arah jendela kamar, menikmati dinginnya hujan waktu itu membuat aku hanyut di dalam sebuah kenangan saat aku pertama kali mulai kenal Tuhan Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang memegahkan diri. Begitulah kalimat dari Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, menurut Efesus 2:8-9

Tetapi tidak berhenti sampai disana. Ayat berikutnya jauh lebih mengerikan kalau kita resapi. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik yang telah ditentukan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:10) dan ini merupakan sebuah pernyataan Paulus yang seharusnya menjadi tolok ukur setiap tindakan, perkataan, dan perbuatan kita.

Tentu saja ayat-ayat ini membuat kita bersukacita sebagai orang Kristen, tetapi di sisi lain kita juga perlu memahami bahwa ayat-ayat ini mengandung sebuah tanggung jawab besar atas kehidupan kita. Ketika Paulus menyatakan bahwa kita diciptakan dalam Kristus Yesus, itu berarti bahwa di dalam kehidupan kita ada hal-hal yang dipercayakan, dan kita dipanggil untuk melakukan perbuatan baik dan celakanya, itu sudah dipersiapkan Allah.

Sejenak kenangan itu mencuat, dan kembali aku mencoba melihat kembali, benarkah selama hidupku aku menjalani kehidupan yang telah dipercayakan Tuhan melalui setiap tindakanku? Bagaimana kehidupanku ketika aku sendirian di kamar? Bagaimana kehidupanku ketika aku di gereja? Bagaimana, bagaimana, dan bagaimana?

Allah yang Memegang Kendali
Saya yakin dan percaya bahwa kendali atas hidup kita telah dipegang oleh Allah. Itu berarti di dalam hidup kita, kita tidak perlu menjadi kuatir atas apapun. Termasuk juga dosa... tunggu! Apa maksudnya? Apakah benar kita tidak perlu takut akan dosa?

Siapa yang tidak takut atas dosa? Wow, tentu kita takut akan dosa. Ketika kita sedikit saja kompromi terhadap cobaan yang kita hadapi, ternyata dosa itu bisa langsung menguasai kehidupan kita. Kita diminta untuk selalu waspada atas kehidupan kita. Tetapi ini pun menjadi pergumulan yang utama bukan? Bahwa ternyata dalam kehidupan baru yang Tuhan berikan pun kita masih juga terus bergumul atas dosa-dosa kita. Kita ingin mengatasi kuasa dosa itu, tetapi ternyata dalam realitasnya kita dikuasai.

Ketika Paulus berkata bahwa kita ini adalah manusia yang merdeka atas kuasa dosa, saya jadi bertanya apa sebenarnya yang dimaksud Paulus? Buktinya dosa itu masih terus menerus mengintai dan siap menerkam kehidupan kita. Lalu bagaimana?

Akhirnya sampai pada satu kesimpulan, apakah benar Allah memegang kendali atas kehidupan kita? Benarkah bahwa kuasa dosa telah dihancurkan dan Allah telah membebaskan kita dari dosa itu? Atau jangan-jangan betapa kita tidak punya hati nurani maka manakala kita berbuat dosa, kita sama sekali tidak peka, tidak ada penyesalan, justru malah ada sukacita?

Konsep Keadilan – Kasih Melalui Karya Penebusan
Salib menjadi sebuah bukti kasih sekaligus keadilan Allah atas kehidupan manusia. Melalui salib sebenarnya kehidupan kita menjadi kehidupan baru, kehidupan yang berkemenangan. Kehidupan yang dibangkitkan melalui kematian Kristus dan kebangkitanNya. Keadilan Allah ditunjukkan melalui tercurahnya darah Kristus, darah Tuhan yang menyucikan segala dosa kita. Kasih Allah ditunjukkan melalui anugrah melalui kematian Kristus. Ada pihak yang harus menjadi korban, sehingga dosa kita bisa dibebaskan. Ada kehidupan baru yang ditawarkan Kristus.

Balik lagi ke pembahasan kita tentang dosa. Salib menjadi suatu titik tolak perubahan kehidupan kita. Manusia lama menjadi manusia baru hanya bisa dicapai melalui karya salib. Itulah seharusnya yang mengingatkan kita betapa besarnya kuasa dan kasih Allah atas kehidupan kita. Perubahan hidup menjadi nyata manakala kita memandang kepada salib Kristus. Salib yang mana merupakan karya Allah, keadilan dan kasih yang dipertemukan di dalam Kristus Yesus.

Berubah dan Berbuah
Perubahan hidup melalui karya penyelamatan Kristus bukanlah sesuatu yang instan. Kita perlu menyadari bahwa perubahan hidup merupakan proses seumur hidup yang Tuhan kerjakan di dalam kehidupan kita. Ada kalanya di dalam proses itu kita jatuh, lelah, dan mungkin sampai hampir menyerah atas segala pergumulan yang terjadi di dalam kehidupan kita.

Jadi tidak perlu heran kalau setelah menerima Kristus, maka kita tiba-tiba bertobat secara drastis. Memang ada kasus sedemikian, tetapi selalu ada proses yang kita akan jalani di dalam penyucian kita, yang mana mempersiapkan kita untuk memuliakan Dia seumur hidup kita. Kita perlu menyadari bahwa di dalam Kristus, seperti yang dikatakan Paulus, kita adalah ciptaan baru.

Kuasa dosa sama sekali tidak berkuasa atas kehidupan kita. Kuasa dosa yang menghantarkan kita kepada kematian abadi, telah dihancurkan. Hal itu akan membuat kita menjadi orang-orang yang menyadari bahwa kita manusia berdosa yang membutuhkan kasih karunia Allah. Hal itulah sebenarnya yang membuat kita semakin hari semakin ingin bertumbuh di dalam kasih karunia. Kita punya kepekaan terhadap dosa yang menimpa hidup kita. Kita menjadi pribadi yang sadar betul bahwa kita butuh kasih karunia Allah
Kesadaran itu pula yang akan membuat kita terus bertumbuh dan berbuah di dalam Dia. Pertumbuhan rohani yang kemudian akan menjadikan kita semakin hari semakin indah, sehingga buah pelayanan kita pun dapat dinikmati oleh banyak orang, juga menjadi kemuliaan bagi Tuhan.

Bagaimana dengan kecenderungan dosa kita? Roh Kudus akan membimbing kita, membuat kita menjadi pribadi yang peka dan kuatir atas dosa yang akan kita kerjakan. Kita perlu menyadari akan hal ini sehingga kita memiliki komitmen untuk lari dari pencobaan yang menghadang kita. Saat kita berdosa, jangan pernah untuk sungkan, takut, cemas, untuk datang kepada Bapa. Ia adalah setia dan adil, demikianlah yang dituliskan oleh Yohanes.

Karya Keselamatan dan Perubahan Hidup
Menjadi poin penting bahwa ketika Tuhan sudah menyelamatkan kita, bukan berarti bahwa kita bebas bertindak semau kita. Mungkin kita berpikir: “ah kalau sudah selamat dan pasti masuk surga ya sudah, kita enjoy aja hidup ini”. Apakah begitu?

Kita perlu memikirkan kembali mengenai perubahan hidup. Ketika kita menjadi seorang Kristen, kita menjadi orang yang merdeka. Kemerdekaan atas dosa, tetapi juga kehidupan yang mana Kristus berperan sebagai raja atas kehidupan kita. Bagaimana impelementasinya? Tentu saja kalau kita menyadari bahwa Yesus adalah raja, itu berarti kita menuruti apapun yang Tuhan kerjakan.

Itulah kemerdekaan Kristen yang sejati, kemerdekaan yang berfokus kepada Allah Tritunggal sebagai penguasa hidup kita. Kiranya melalui perenungan singkat ini kita dapat memaknai kembali arti dari hidup baru yang diberikan Kristus, menjadi pribadi yang semakin hari semakin rindu untuk memuji dan memuliakan Dia.


Soli Deo Gloria!