Seseorang
berkata kepadaku: “Pura-pura bahagia juga butuh tenaga”. Well said! Dan memang
itulah yang terjadi di dalam hidup yang penuh dengan kepalsuan atau pura-pura.
Kita sadar, yakin dan percaya bahwa menjadi seseorang yang otentik adalah suatu
hal yang membuat kita lega. Kepura-puraan hanya akan membuat kita menjadi
pribadi yang lelah dalam menghadapi kehidupan ini, termasuk pura-pura bahagia.
Inilah
yang menjadi permasalahan di sekitar kita saat ini. Begitu banyak orang yang
menikmati pura-pura bahagia ini. Lupa bahwa butuh energi, butuh memiliki dua
kepribadian, dan hidup di dalam kebohongan.
Satu-Satunya
Alasan
Apa yang
membuat kita dapat bersukacita di dalam hidup ini? Orang dunia menyebut bahwa
hal yang membuat kita bersukacita ini bisa disimpulkan sebagai 5P yakni Power,
Position, Prestige, Pleasure, dan Prosperity. Ada 1 tambahan mungkin buat
temen-temen yang masih jomblo à
partner (in life). Jadi pada prinsipnya ada begitu banyak hal di dunia ini yang
kita kejar.
Pertanyaannya
kalau hidup kita bersukacita hanya karena hal-hal tersebut, kita akan begitu
banyak kehilangan sukacita kita. 5P (atau bahkan 6P) seperti yang disebutkan di
atas begitu terbatas dan memang sesuatu yang begitu fana. Bahkan yang keenam,
suatu saat akan hilang (tentu bukan dicuri, tapi pasangan hidup kita pada
akhirnya juga akan tiada bukan?)
Ada hal
lain berarti diluar 6P ini yang seharusnya memiliki nilai yang kekal, yang
tidak hanya sementara. Apakah itu?
Harta
yang Terpendam dan Mutiara yang Berharga
Sangat
jelas dalam benak kita kalau hal yang paling berharga di dunia ini adalah
sesuatu yang nilainya kekal. Hal ini pula yang disampaikan oleh Yesus mengenai
perumpamaan tentang harta yang terpendam dan mutiara yang berharga (Mat
13:44-46).
Sebentar,
itu kan buat nanti? Bukankah sorga itu sesuatu yang belum kita alami? Bagaimana
mungkin kita bisa bersukacita?
Kerajaan
sorga bukanlah sesuatu yang terjadi in the future. Kerajaan sorga adalah
sesuatu yang riil manakala seseorang mengaku bahwa Yesus adalah satu-satunya
juruselamatnya. Melalui anugrah inilah kita dapat memahami bahwa hal kerajaan
sorga itu sesuatu yang riil terjadi dalam hidup kita. Ada perubahan pola pikir –
yang mana Paulus tuliskan dalam 2 Korintus 5:17
Jadi
perubahan pola pikir inilah yang dapat membuat kita bersukacita. Paulus pun menuliskan
di dalam suratnya kepada jemaat Filipi dalam Flp 3:1-11 mengenai bagaimana ia
memahami iman kepada Kristus sebagai satu-satunya yang paling berharga di dalam
hidupnya. Bahwasanya segala hal lain yang dianggapnya merupakan suatu
kebanggaan di masa lampaunya bahkan menjadi penghalang bagi dia untuk mengenal
Kristus – karena di dalam berbagai kebanggaannya itu matanya akan menjadi sulit
tertuju kepadaNya.
Siapa
Tuan Kita?
Sikap
hidup kita akan mencerminkan kepada siapa kita menyembah. Ketika sedikit-sedikit
kita masih menginginkan harta, sadar atau tidak kita sedang menyembah harta. Ketika
kita masih sering berpikir tentang tahta kita, kemungkinan besar fokus hidup
kita adalah tahta dan kekuasaan.
Ada
begitu banyak hal yang akan menghalangi pandangan kita satu-satunya kepada
Kristus. Bukan berarti bahwa kita tidak boleh memiliki berbagai hal itu, tetapi
yang harus dipahami adalah bukan itu hal-hal terutama yang menentukan sukacita
kita. Pemahaman ini akan membuat kita memiliki cara pandang hidup yang baru.
Konsep
kekristenan dalam memandang 6P tadi adalah bahwa segalanya adalah titipan yang
bisa diambil kapanpun oleh Tuhan. Umur panjang, uang yang banyak, istri yang
cantik, harta berlimpah, itu semua semata-mata adalah anugrah yang Tuhan
percayakan dalam hidup kita. Kesadaran akan hal tersebut akan membuat kita
menjadi pribadi yang dapat senantiasa bersukacita dalam Tuhan, apapun
kondisinya.
Percaya
Penuh pada RencanaNya
Rencana
Tuhan adalah rencana penuh sukacita dan damai sejahtera. Tapi kok kita sering
nggak merasakannya yah? Bukankah realitas hidup ini ternyata membuat kita tidak
damai? Begitu banyak kekacauan dan kehilangan yang kita alami yang membuat kita
kehilangan sukacita kita.
Ketika
kita belajar memandang kepada Kristus, bukan berarti sukacita itu akan
senantiasa ada. Tetap kita akan merasakan kehilangan ketika kita kehilangan. Bedanya
terletak pada bagaimana kita menyikapi setiap kehilangan itu. Percayalah bahwa
kehilangan adalah salah satu cara Tuhan untuk kita dapat mengenal Dia lebih
dalam lagi.
Ada
begitu banyak hal yang akan menghalangi pandangan kita kepada Kristus. Apakah
itu ambisi kita, uang kita, bahkan pasangan hidup kita. Kalau kita tidak
belajar untuk fokus dan belajar melepas, maka halangan itu akan terus ada. Mari
kita belajar memfokuskan pandangan kita kepada Kristus – dengan cara menyadari bahwa
segala sesuatu yang Tuhan berikan dalam hidup ini senantiasa bukanlah sumber
sukacita utama kita. Biarlah keselamatan yang Tuhan berikan merupakan
satu-satunya hal yang memuaskan hidup kita dan memampukan kita untuk
benar-benar bahagia, untuk menikmati sukacita yang Ia sediakan.
Jadi
janganlah kita hanya pura-pura bahagia dalam hidup ini, tetapi jadilah pribadi
yang benar-benar bahagia – semata-mata karena sudah menerima anugrah
keselamatan yang Tuhan sediakan.
Soli Deo
Gloria.
No comments:
Post a Comment