Total Pageviews

Monday, October 23, 2017

Bersukacitalah Senantiasa

Seseorang berkata kepadaku: “Pura-pura bahagia juga butuh tenaga”. Well said! Dan memang itulah yang terjadi di dalam hidup yang penuh dengan kepalsuan atau pura-pura. Kita sadar, yakin dan percaya bahwa menjadi seseorang yang otentik adalah suatu hal yang membuat kita lega. Kepura-puraan hanya akan membuat kita menjadi pribadi yang lelah dalam menghadapi kehidupan ini, termasuk pura-pura bahagia.

Inilah yang menjadi permasalahan di sekitar kita saat ini. Begitu banyak orang yang menikmati pura-pura bahagia ini. Lupa bahwa butuh energi, butuh memiliki dua kepribadian, dan hidup di dalam kebohongan.

Satu-Satunya Alasan
Apa yang membuat kita dapat bersukacita di dalam hidup ini? Orang dunia menyebut bahwa hal yang membuat kita bersukacita ini bisa disimpulkan sebagai 5P yakni Power, Position, Prestige, Pleasure, dan Prosperity. Ada 1 tambahan mungkin buat temen-temen yang masih jomblo à partner (in life). Jadi pada prinsipnya ada begitu banyak hal di dunia ini yang kita kejar.

Pertanyaannya kalau hidup kita bersukacita hanya karena hal-hal tersebut, kita akan begitu banyak kehilangan sukacita kita. 5P (atau bahkan 6P) seperti yang disebutkan di atas begitu terbatas dan memang sesuatu yang begitu fana. Bahkan yang keenam, suatu saat akan hilang (tentu bukan dicuri, tapi pasangan hidup kita pada akhirnya juga akan tiada bukan?)

Ada hal lain berarti diluar 6P ini yang seharusnya memiliki nilai yang kekal, yang tidak hanya sementara. Apakah itu?

Harta yang Terpendam dan Mutiara yang Berharga
Sangat jelas dalam benak kita kalau hal yang paling berharga di dunia ini adalah sesuatu yang nilainya kekal. Hal ini pula yang disampaikan oleh Yesus mengenai perumpamaan tentang harta yang terpendam dan mutiara yang berharga (Mat 13:44-46).

Sebentar, itu kan buat nanti? Bukankah sorga itu sesuatu yang belum kita alami? Bagaimana mungkin kita bisa bersukacita?

Kerajaan sorga bukanlah sesuatu yang terjadi in the future. Kerajaan sorga adalah sesuatu yang riil manakala seseorang mengaku bahwa Yesus adalah satu-satunya juruselamatnya. Melalui anugrah inilah kita dapat memahami bahwa hal kerajaan sorga itu sesuatu yang riil terjadi dalam hidup kita. Ada perubahan pola pikir – yang mana Paulus tuliskan dalam 2 Korintus 5:17

Jadi perubahan pola pikir inilah yang dapat membuat kita bersukacita. Paulus pun menuliskan di dalam suratnya kepada jemaat Filipi dalam Flp 3:1-11 mengenai bagaimana ia memahami iman kepada Kristus sebagai satu-satunya yang paling berharga di dalam hidupnya. Bahwasanya segala hal lain yang dianggapnya merupakan suatu kebanggaan di masa lampaunya bahkan menjadi penghalang bagi dia untuk mengenal Kristus – karena di dalam berbagai kebanggaannya itu matanya akan menjadi sulit tertuju kepadaNya.

Siapa Tuan Kita?
Sikap hidup kita akan mencerminkan kepada siapa kita menyembah. Ketika sedikit-sedikit kita masih menginginkan harta, sadar atau tidak kita sedang menyembah harta. Ketika kita masih sering berpikir tentang tahta kita, kemungkinan besar fokus hidup kita adalah tahta dan kekuasaan.

Ada begitu banyak hal yang akan menghalangi pandangan kita satu-satunya kepada Kristus. Bukan berarti bahwa kita tidak boleh memiliki berbagai hal itu, tetapi yang harus dipahami adalah bukan itu hal-hal terutama yang menentukan sukacita kita. Pemahaman ini akan membuat kita memiliki cara pandang hidup yang baru.

Konsep kekristenan dalam memandang 6P tadi adalah bahwa segalanya adalah titipan yang bisa diambil kapanpun oleh Tuhan. Umur panjang, uang yang banyak, istri yang cantik, harta berlimpah, itu semua semata-mata adalah anugrah yang Tuhan percayakan dalam hidup kita. Kesadaran akan hal tersebut akan membuat kita menjadi pribadi yang dapat senantiasa bersukacita dalam Tuhan, apapun kondisinya.

Percaya Penuh pada RencanaNya
Rencana Tuhan adalah rencana penuh sukacita dan damai sejahtera. Tapi kok kita sering nggak merasakannya yah? Bukankah realitas hidup ini ternyata membuat kita tidak damai? Begitu banyak kekacauan dan kehilangan yang kita alami yang membuat kita kehilangan sukacita kita.

Ketika kita belajar memandang kepada Kristus, bukan berarti sukacita itu akan senantiasa ada. Tetap kita akan merasakan kehilangan ketika kita kehilangan. Bedanya terletak pada bagaimana kita menyikapi setiap kehilangan itu. Percayalah bahwa kehilangan adalah salah satu cara Tuhan untuk kita dapat mengenal Dia lebih dalam lagi.

Ada begitu banyak hal yang akan menghalangi pandangan kita kepada Kristus. Apakah itu ambisi kita, uang kita, bahkan pasangan hidup kita. Kalau kita tidak belajar untuk fokus dan belajar melepas, maka halangan itu akan terus ada. Mari kita belajar memfokuskan pandangan kita kepada Kristus – dengan cara menyadari bahwa segala sesuatu yang Tuhan berikan dalam hidup ini senantiasa bukanlah sumber sukacita utama kita. Biarlah keselamatan yang Tuhan berikan merupakan satu-satunya hal yang memuaskan hidup kita dan memampukan kita untuk benar-benar bahagia, untuk menikmati sukacita yang Ia sediakan.

Jadi janganlah kita hanya pura-pura bahagia dalam hidup ini, tetapi jadilah pribadi yang benar-benar bahagia – semata-mata karena sudah menerima anugrah keselamatan yang Tuhan sediakan.

Soli Deo Gloria.

No comments:

Post a Comment