Total Pageviews

Sunday, December 16, 2012

Karma - Does It Really Exist?



Seringkali orang Kristen terbiasa mengatakan tentang karma. Kalau dia disakiti oleh seseorang, langsung pasang status BBM, Facebook, dan Twitter serta social media lain KARMA does exist.” Menarik untuk dicermati bahwa sebenarnya sebagai seorang Kristen, kita dituntut untuk kritis dan belajar melihat lebih dalam, suatu terminologi yang populer ternyata tidaklah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Kalau diperhatikan dari asal-usulnya, istilah karma yang biasa dipakai oleh orang-orang pada umumnya dikaitkan dengan suatu pembalasan yang menimpa seseorang karena menyakiti seseorang. Misalkan si A adalah seorang yang menyayangi anaknya. Maka anak si A juga akan tumbuh sebagai seseorang yang menyayangi anaknya lagi, begitu pula seterusnya.

Apakah karma adalah sesuatu yang benar-benar ada? Bagaimana seharusnya orang Kristen memandang karma?

Alkitab memberikan penjelasan tentang penolakan karma, yang mana terdapat dalam injil Yohanes 9. Apabila diperhatikan pada ayat 3, penolakan Yesus terhadap reinkarnasi dan karma terlihat jelas disana. Bukan karena orang tuanya berdosa maka orang tersebut buta, namun karena itupun merupakan rencana Allah yang ada pada orang tersebut.

Orang Kristen yang benar memiliki konsep tabur-tuai. Maksudnya adalah kita menabur di dalam rencana Allah dan pada suatu hari nanti entah sempat atau tidak, hasil taburan itu akan dituai entah diri kita ataupun orang lain. Seluruh kejadian di dunia ini sebenarnya saling berkaitan satu dengan yang lain, konsep pilihan dan pengaruh memegang peranan penting di dalam sejarah kehidupan manusia, yang sudah dikontrol oleh Allah. Seluruh kehidupan kita dikontrol oleh Allah tanpa terkecuali satu titik dalam kehidupan kita pun.

Ketika percaya kepada keberadaan karma, kita sedang di dalam suatu bahaya:
1.  Kita jadi berbuat baik, bukan karena kesadaran bahwa kita sudah ditebus, namun karena kita ingin hal baik juga akan terjadi dalam kehidupan kita. Dasar kehidupan kita akhirnya adalah imbalan dan upah, dan kita menuntut adanya suatu improvement dalam kehidupan kita apabila kita berbuat baik. Kita lupa bahwa Allah sudah merancangkan yang terbaik di dalam kehidupan kita (Roma 8)
2.   Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Hukum terutama yang disampaikan Yesus ini didasari kepada mengasihi Tuhan dengan seluruh jiwa raga kita. Artinya bahwa sumber kasih kita dan perbuatan kita didasari oleh iman kita kepada Tuhan, bukan karena benefit / cost yang akan kita terima. Benefit dan cost sudah diatur oleh Tuhan dan merupakan otoritas dari Tuhan sendiri.
3.  Kritik terhadap karma: berarti orang yang bejat total di masa lalunya, ia akan tetap bejat di masa mendatang. Bagaimana mungkin orang yang jahat di masa lalunya akan menjadi seorang yang baik? Kekristenan memiliki jawabannya: kembali kepada Sang Juruselamat. Karma – yang akhirnya berkaitan dengan reinkarnasi akan memaksa orang untuk hidup dalam kesengsaraan, tidak dapat menikmati kehidupan yang sudah ditebus oleh sang Juruselamat.
4.   Secara tidak langsung, orang Kristen sering menghidupi view tentang karma ini. Apabila disakiti seseorang maka cenderung kita ingin agar suatu saat orang yang menyakiti kita akan disakiti. Hal ini sangat lumrah terjadi dan itulah sebenarnya natur manusia berdosa. Kita harus ingat bahwa penghukuman maupun rejeki, semuanya itu tidak tergantung dari orang yang melakukannya, tetapi karena Tuhan sudah merencanakan hal tersebut. Tuhan adalah pribadi yang tidak dapat disogok dengan perbuatan baik kita. Dosa selalu memiliki konsekuensi logis, namun penghukuman yang dilakukan Allah itu sudah genap di dalam Kristus

Jadi? Selamat berpikir kritis. Kita hidup di dunia yang penuh dengan terminologi populer tanpa tahu makna sesungguhnya dan implikasinya. Bagaimana sebagai orang Kristen kita belajar untuk berpikir kritis atas realita yang ada di sekitar kita? Satu-satunya cara ya mendekatkan diri kepada Tuhan dengan membaca dan merenungkan FirmanNya, karena itulah sumber hikmat dan kekuatan.

Soli Deo Gloria! 

No comments:

Post a Comment