Total Pageviews

Wednesday, December 26, 2012

Christmas Reflection - Allah yang Mengambil Rupa Seorang Hamba


Meriahnya Natal di seluruh dunia, di Indonesia pun juga sangat meriah. Gereja-gereja juga mempersiapkan berbagai macam acara natal dan mengundang artis-artis untuk dapat mengisi acara mereka. Mall-mall penuh dengan lagu-lagu natal dan diskon, gereja menambah kapasitas mereka untuk menampung lebih banyak lagi jemaat, dan berbagai kemeriahan lain yang menunjukkan keseriusan di dalam merayakan kelahiran sang Juruselamat.

Sementara di sudut lain di Indonesia, orang-orang berusaha merayakan natal mereka masih bergelut dengan ijin gereja, bagaimana di dalam perayaan natal di daerah juga masih saja diteror oleh ketakutan. Bukan hanya terror, namun benar-benar dilakukan eksekusi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Sementara banyak orang yang merayakan natal secara luar biasa megah, ada juga orang-orang yang bahkan di dalam kesederhanaan mereka, mereka tetap belajar untuk merayakan sukacita kelahiran Tuhan Yesus.

Refleksi kali ini adalah mengajak setiap kita merenungkan berita kelahiran Tuhan Yesus, namun dari suatu sisi yang lain. Apabila diperhatikan mengenai kelahiran Tuhan Yesus, tidak dapat lepas dari realita bahwa Ia adalah Allah, yang mengambil rupa manusia, yang mana sebagai HAMBA (Filipi 2:1-11). The whole story – keseluruhan berita alkitab berfokus kepada Allah dan bagaimana peran Allah di dalam kehidupan manusia.

Berita lain di dalam alkitab kalau kita membaca di Yohanes 3:16, sangat jelas apa yang menjadi kerinduan hati Allah di dalam dunia ini. Bukan hanya ayat 16, bahkan sampai ayat 18 mempertegas kembali peran Tuhan Yesus. Pendamaian yang diberitakan di dalam alkitab – pemulihan relasi antara Allah dan manusia hanya dimungkinkan di dalam pengorbanan Sang Anak Domba Allah. Sang Raja itu mengambil rupa seorang HAMBA, dan inilah sesuatu yang menarik di dalam alkitab dan kekristenan. Allah yang almighty menjadi Allah yang menjadi slave.

Teladan itulah yang sebenarnya perlu untuk kita pelajari di dalam kehidupan kekristenan kita. Kemegahan natal bukan pada hadiah kepada kita – tetapi bagaimana perubahan hidup kita – evaluasi hidup kita akan apa yang Kristus kerjakan di dalam kehidupan kita. Apabila Allah yang mengambil rupa seorang hamba – sampai rela turun ke dalam dunia manusia yang berdosa dan bejat, kita pun sebenarnya dituntut untuk tidak berada di dalam posisi kita sebagai raja. Mengakui secara penuh bahwa kita ini juga adalah hamba-hamba Allah – yang sudah mendapatkan anugrah keselamatan itu. Hal ini akan terus mengingatkan kita bahwa kelahiran Tuhan Yesus itu merupakan sejarah terbesar umat manusia.

Sejarah kehidupan manusia – lahir tua sakit mati – dirombak oleh Kristus, tidak berakhir di dalam kematian, namun di dalam kebangkitan. Kristus yang menjadi anak sulung (Roma 8:29) dan kita akan menjadi saudara-saudaraNya. Bukankah natal adalah momen kelahiran Tuhan Yesus, sang pengubah sejarah kehidupan manusia? Ia membongkar siklus kehidupan manusia, mengubah siklus itu sampai kepada kehidupan kekal, dan bukankah ini yang harus diingat oleh umat manusia? Bahwa tanpa adanya kelahiran Tuhan Yesus di dunia ini, sejarah manusia berakhir kepada kematian saja, artinya bahwa kehidupan sama sekali tidak berarti apapun?

Yuk mengingat esensi natal yang sesungguhnya. Ia yang MAHA TINGGI menjadi HAMBA, menjadi yang PALING RENDAH! Bagaimana tanggapan kita? Apakah kita masih mengharapkan sebuah kado natal? Kado natal yang paling indah itu sudah DIA berikan melalui kelahiran Yesus Kristus. Tanpa Yesus Kristus, semuanya adalah kesia-siaan belaka. Seperti apakah natal yang kita rayakan? Apakah dengan sebuah acara yang megah demi kepuasan kita sendiri? Apakah dengan pohon natal mewah yang penuh dengan kado?

Natal adalah momentum yang Tuhan sediakan bagi kita untuk terus mengingat kembali apa yang Yesus kerjakan. Natal itu mengingatkan kita tentang banyak hal; KESETIAAN Maria dan Yusuf, PENYERAHAN DIRI Maria, IMAN dari Elisabeth, PENYEMBAHAN oleh orang-orang Majus dan para gembala, dan tidak boleh dilupakan juga adalah HAUS KUASA oleh Herodes. Kado apa yang sedang kita persiapkan untuk ulang tahun Tuhan kita? Natal adalah kesempatan bagi kita mengingat kembali – Allah yang MAHAKUDUS turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia yang BERDOSA. Ia mengambil rupa seorang HAMBA, hidup di dalam suatu kondisi masyarakat yang menolak Dia, bahkan kematianNya disalib, yang merupakan penghinaan di jaman itu, namun tidak berhenti sampai disana. Kebangkitan Kristus di hari ketiga dan kenaikanNya ke sorga serta berbagai janji Tuhan tidak akan pernah berubah, dan itulah yang mengubah sejarah kehidupan manusia. Mari memaknai kehidupanNya.

Selamat Natal. Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment