1.
Partnership
Suatu proses mentoring membutuhkan hubungan partnership.
Maksudnya adalah bagaimana mentor menganggap mentee sebagai partnernya, begitu pula sebaliknya. Mentor bukanlah orang yang paling
pintar, tetapi orang yang lebih dulu tahu atau terlibat. Seorang partner yang
baik tidak akan “minta makan” atau “ngasih makan” terus menerus. Memang tugas
seorang mentor adalah membimbing, namun tidak menutup kemungkinan bahwa mentee-nya pun perlu belajar untuk
memberikan masukan secara jujur kepada mentor.
2.
Teachable
Pernah dengar ungkapan “dosen selalu
benar”? jangan sampai kalimat itu keluar dari mulut seorang mentor! Ini peringatan untuk seorang mentor, namun juga untuk mentee, jangan sampai terlalu mendewakan
mentormu. Mentor juga manusia! Jalanilah proses mentoring dengan hati yang terbuka dan siap untuk diberikan
sekaligus memberikan sesuatu. Proses ini terus berkesinambungan!
3.
Dynamic
Dinamika di dalam kelompok mentoring
merupakan sesuatu hal yang seharusnya menarik. Apalagi kalau misalnya ada
perbedaan paham antara satu dengan yang lain. Misalkan saja ada di dalam suatu
kelompok orang-orang dari gereja yang berbeda-beda, tentu saja dinamika
kelompok harus dipahami sebagai suatu proses saling mempertajam, bukan
menjatuhkan. Suatu kelompok yang dinamis merupakan kelompok yang terus saling bertumbuh
satu dengan yang lain dan terus mendapatkan pemahaman baru tentang
kehidupannya.
4.
Openness
Yap, perlu keterbukaan di dalam
kelompok mentoring. Antara mentor dan mentee di dalam kelompok perlu belajar
jujur atas segala permasalahan ataupun hal-hal yang cukup rahasia. Salah satu
renungan menarik dari Pdt. Yohan Candawasa : bahwa justru permasalahan yang
paling menjijikkan di dalam kehidupan kita kadang kita sembunyikan sendiri,
padahal justru bagian itu yang paling perlu didoakan dan disupport oleh
orang-orang kita yang paling dekat. Melalui keterbukaan itulah sebenarnya juga mentee dan mentor bisa nyambung.
5.
Based
on Bible
Last
but not least, and probably it’s the most important thing.
Kelompok mentoring yang baik mendasari seluruh perbincangan dan diskusi di dalam
kelompok dengan alkitab. Bukan berarti setiap kali proses mentoring harus
Pendalaman Alkitab dengan hermeneutika tertentu, namun lebih ke arah setiap
perbincangan dibawa kepada apa Christian
Worldview. Maksudnya adalah bagaimana
kita memandang segala permasalahan itu kembali kepada apa yang alkitab ajarkan.
Justru disinilah terkadang kita merasa sangat berat karena perlu pemahaman yang
baik tentang alkitab. Namun perlu diingat bahwa alkitab itulah standar
kehidupan kita, guide book kita selama ada di dunia ini.
Jadi
bagaimana? Apakah mentoring selama ini menjadi sesuatu yang membosankan ataukah
sesuatu yang selalu dinanti? Kalau masih membosankan, mari belajar, baik mentor
maupun mentee harus bersama mengevaluasi. Kalau tulisan ini boleh terbit pun
bukan berarti kelompok mentoring ku adalah kelompok yang sudah perfect. Mari bersama belajar karena ini
adalah kesempatan yang luar biasa untuk dapat saling membangun di dalam Kristus
J Soli
Deo Gloria
Sumber:
- Kotbah Pdt. Yohan Candawasa : Ambillah Aku Melayani Engkau
No comments:
Post a Comment