Total Pageviews

Thursday, January 10, 2013

Hidup Yang Bermakna


Sesuatu yang paling esensial di dalam kehidupan adalah bagaimana kita memiliki kehidupan yang bermakna. Perlu diingat bahwa kalau berbicara tentang makna hidup, kita tidak dapat lepas dari pemberi makna. Mau tidak mau, kehidupan kita dibatasi oleh apa yang disebut sebagai “WAKTU”. Ya, waktu inilah yang membatasi seluruh realitas kehidupan, dan waktu ini tidak pernah berhenti.

Hidup yang bermakna adalah cara hidup yang belajar untuk melihat hidup dari perspektif masa depan. Kalau dulu sewaktu menjadi mahasiswa, biasanya dijelaskan tentang apa itu visi dan bagaimana cara mencapai visi tersebut melalui misi dan sebagainya. Visi adalah gambaran masa depan yang ingin kita capai.

Kehidupan yang bermakna bisa kita jalani, salah satunya adalah dengan membuat obituari. Coba kita baca Kejadian 5:21-24. Ayat-ayat ini ada di dalam konteks penjelasan tentang silsilah keluarga Adam. Apa yang menarik disini adalah bagaimana kehidupan yang dijalani oleh Henokh yang benar-benar berbeda dengan kehidupan yang dimiliki oleh nenek-nenek moyangnya.

Mari coba kita bayangkan tentang kehidupan kita. Penulis kitab Kejadian menuliskan obituari yang dimiliki oleh Henokh dengan sangat sederhana:

Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
(Kejadian 5:21-24)

Bagaimana kita akan menuliskan obituari kita masing-masing? Apakah kita mau menjadi orang-orang yang berbeda dengan generasi kita kebanyakan? Kalau kita lihat apa yang membuat Henokh berbeda adalah dia hidup BERGAUL DENGAN ALLAH. Usia Henokh, kalau kita lihat, juga tidak terlalu panjang, hanya sekitar 1/3 dari orang-orang yang ada di jamannya (365 tahun).

Apakah yang dimaksud bergaul dengan Tuhan? Perlu kita pahami dan sadari bahwa seluruh kehidupan kita ditentukan oleh relasi kita dengan Tuhan. Kehidupan yang meaningful adalah kehidupan yang dekat dengan sang pemberi meaning itu sendiri. Kehidupan yang meaningful adalah kehidupan yang tahu tentang tujuan hidup dan belajar untuk mencapai tujuan tersebut.

Bayangkan kita berdiri di depan obituary kita, kira-kira seperti apa kita ingin dikenal? Obituari tidak pernah menuliskan tentang berapa banyak harta kita, berapa tinggi sekolah kita, berapa uang yang kita miliki, berapa perusahaan yang kita miliki. Obituary itu suatu kalimat yang sangat singkat, dan penulis kitab Kejadian pun hanya menuliskan obituari Henokh hanya di dalam 4 ayat. Kalau kehidupan kita dirangkum di dalam 4 ayat seperti Henokh, apa yang mau kita tuliskan? Seberapa serius kita akan menjalani kehidupan kalau kita tahu bahwa kehidupan ini tidak sepanjang yang kita bayangkan?

Kiranya kita bisa mulai kembali menata hidup kita. Kalau kita ingin kedepan kita akan dianggap sebagai orang yang seperti apa, mari mulai dari sekarang. Kehidupan yang bermakna adalah kehidupan yang belajar untuk mengerti apa yang Tuhan inginkan di dalam kehidupan kita dan apa yang harus kita kerjakan seturut dengan kehendakNya.

Soli DEO Gloria

No comments:

Post a Comment