Meriahnya
Natal di seluruh dunia, di Indonesia pun juga sangat meriah. Gereja-gereja juga
mempersiapkan berbagai macam acara natal dan mengundang artis-artis untuk dapat
mengisi acara mereka. Mall-mall penuh dengan lagu-lagu natal dan diskon, gereja
menambah kapasitas mereka untuk menampung lebih banyak lagi jemaat, dan
berbagai kemeriahan lain yang menunjukkan keseriusan di dalam merayakan
kelahiran sang Juruselamat.
Sementara di
sudut lain di Indonesia, orang-orang berusaha merayakan natal mereka masih
bergelut dengan ijin gereja, bagaimana di dalam perayaan natal di daerah juga
masih saja diteror oleh ketakutan. Bukan hanya terror, namun benar-benar
dilakukan eksekusi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Sementara
banyak orang yang merayakan natal secara luar biasa megah, ada juga orang-orang
yang bahkan di dalam kesederhanaan mereka, mereka tetap belajar untuk merayakan
sukacita kelahiran Tuhan Yesus.
Refleksi
kali ini adalah mengajak setiap kita merenungkan berita kelahiran Tuhan Yesus,
namun dari suatu sisi yang lain. Apabila diperhatikan mengenai kelahiran Tuhan
Yesus, tidak dapat lepas dari realita bahwa Ia adalah Allah, yang mengambil
rupa manusia, yang mana sebagai HAMBA (Filipi 2:1-11). The whole story –
keseluruhan berita alkitab berfokus kepada Allah dan bagaimana peran Allah di
dalam kehidupan manusia.
Berita lain
di dalam alkitab kalau kita membaca di Yohanes 3:16, sangat jelas apa yang
menjadi kerinduan hati Allah di dalam dunia ini. Bukan hanya ayat 16, bahkan
sampai ayat 18 mempertegas kembali peran Tuhan Yesus. Pendamaian yang
diberitakan di dalam alkitab – pemulihan relasi antara Allah dan manusia hanya
dimungkinkan di dalam pengorbanan Sang Anak Domba Allah. Sang Raja itu
mengambil rupa seorang HAMBA, dan inilah sesuatu yang menarik di dalam alkitab
dan kekristenan. Allah yang almighty
menjadi Allah yang menjadi slave.
Teladan
itulah yang sebenarnya perlu untuk kita pelajari di dalam kehidupan kekristenan
kita. Kemegahan natal bukan pada hadiah kepada kita – tetapi bagaimana
perubahan hidup kita – evaluasi hidup kita akan apa yang Kristus kerjakan di
dalam kehidupan kita. Apabila Allah yang mengambil rupa seorang hamba – sampai
rela turun ke dalam dunia manusia yang berdosa dan bejat, kita pun sebenarnya
dituntut untuk tidak berada di dalam posisi kita sebagai raja. Mengakui secara
penuh bahwa kita ini juga adalah hamba-hamba Allah – yang sudah mendapatkan
anugrah keselamatan itu. Hal ini akan terus mengingatkan kita bahwa kelahiran
Tuhan Yesus itu merupakan sejarah terbesar umat manusia.
Sejarah
kehidupan manusia – lahir tua sakit mati – dirombak oleh Kristus, tidak
berakhir di dalam kematian, namun di dalam kebangkitan. Kristus yang menjadi
anak sulung (Roma 8:29) dan kita akan menjadi saudara-saudaraNya. Bukankah
natal adalah momen kelahiran Tuhan Yesus, sang pengubah sejarah kehidupan
manusia? Ia membongkar siklus kehidupan manusia, mengubah siklus itu sampai
kepada kehidupan kekal, dan bukankah ini yang harus diingat oleh umat manusia?
Bahwa tanpa adanya kelahiran Tuhan Yesus di dunia ini, sejarah manusia berakhir
kepada kematian saja, artinya bahwa kehidupan sama sekali tidak berarti apapun?
Yuk
mengingat esensi natal yang sesungguhnya. Ia yang MAHA TINGGI menjadi HAMBA,
menjadi yang PALING RENDAH! Bagaimana tanggapan kita? Apakah kita masih
mengharapkan sebuah kado natal? Kado natal yang paling indah itu sudah DIA
berikan melalui kelahiran Yesus Kristus. Tanpa Yesus Kristus, semuanya adalah
kesia-siaan belaka. Seperti apakah natal yang kita rayakan? Apakah dengan
sebuah acara yang megah demi kepuasan kita sendiri? Apakah dengan pohon natal
mewah yang penuh dengan kado?
Natal adalah
momentum yang Tuhan sediakan bagi kita untuk terus mengingat kembali apa yang Yesus
kerjakan. Natal itu mengingatkan kita tentang banyak hal; KESETIAAN Maria dan
Yusuf, PENYERAHAN DIRI Maria, IMAN dari Elisabeth, PENYEMBAHAN oleh orang-orang
Majus dan para gembala, dan tidak boleh dilupakan juga adalah HAUS KUASA oleh
Herodes. Kado apa yang sedang kita persiapkan untuk ulang tahun Tuhan kita?
Natal adalah kesempatan bagi kita mengingat kembali – Allah yang MAHAKUDUS
turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia yang BERDOSA. Ia mengambil rupa
seorang HAMBA, hidup di dalam suatu kondisi masyarakat yang menolak Dia, bahkan
kematianNya disalib, yang merupakan penghinaan di jaman itu, namun tidak
berhenti sampai disana. Kebangkitan Kristus di hari ketiga dan kenaikanNya ke
sorga serta berbagai janji Tuhan tidak akan pernah berubah, dan itulah yang
mengubah sejarah kehidupan manusia. Mari memaknai kehidupanNya.
Selamat
Natal. Tuhan memberkati.